Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 28 Januari 2024
Bacaan Alkitab: Ulangan 18:15-20; Mazmur 111; 1 Korintus 8:1-13; Markus 1:21-28
Kita tidak jarang melihat ada sticker yang ditempelkan di mobil-mobil pribadi. Mobil yang digunakan itu kita tahu milik masyarakat biasa, tapi diberi sticker berlambang Kopassus, Marinir, Kostrad, Paskhas, Paspampres, Mabes Polri dll. Apa sich tujuan ditempelkan sticker seperti itu? Pertama, si empunya mobil bangga punya teman yang hebat dan punya kuasa; kedua, dia juga merasa aman dan terlindungi dengan kuasa yang ada pada relasinya itu.
Saudara dan saya sebagai anak-anak Allah juga punya Teman yang membuat kita bangga sekaligus merasa aman-terlindungi berkat kuasa yang dimiliki-Nya, yaitu Tuhan Yesus. Kuasa seperti apa yang Tuhan Yesus miliki?
Markus 1:21-28 mengungkapkan bahwa orang-orang di Kapernaum takjub mendengar pengajaran Yesus dan karya pelayanan yang dilakukan-Nya saat menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat. Kata yang digunakan dalam bahasa Yunaninya di sini adalah exousia, yang dapat diartikan sebagai kemampuan dan kekuatan yang punya wibawa sehingga dapat mempengaruhi orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita mendengar ada orang punya kemampuan atau kuasa untuk menghipnotis orang lain sehingga mempengaruhi orang tersebut untuk mengikuti kemauan sang empunya kuasa hipnotis. Tidak demikian dengan Yesus. Ia memakai kuasa yang ada pada-Nya bukan untuk mempengaruhi orang lain agar memenuhi keinginan-Nya. Pengaruh yang dibawa Yesus adalah pengaruh yang positif, yaitu supaya orang takjub dan mengalami sendiri karya Allah.
Kuasa yang Tuhan miliki itu melebihi kuasa apapun yang ada di dunia. Paulus dalam Efesus 1:21 menegaskan bahwa kuasa Tuhan lebih tinggi dari kuasa yang dimiliki segala pemerintah, penguasa dan kerajaan di dunia sekarang ini maupun dunia yang akan datang. Kuasa terbesar ada pada-Nya. Kalau manusia memiliki kuasa besar, apalagi kuasa yang sangat besar, kerapkali tergoda untuk memakai kekuasaan itu untuk kepentingan dirinya sendiri dan menindas sesama, maka Tuhan Yesus justru memakai kuasa yang besar itu untuk kebaikan umat-Nya: mendorong dan menggerakkan kita untuk takjub dan percaya pada Allah yang melindungi dan memelihara kita, serta mendorong dan menggerakkan kita untuk mengalami perjumpaan dengan Allah. Lalu dengan kuasa Tuhan yang kita alami itu, kita juga didorong dan digerakkan untuk terus bertahan dan setia sebagai pengikut Tuhan dan menjadi saksi karya Allah bagi sesama.
Pdt. Danny Purnama