GKI Gading Serpong
Merasakan dan mengalami kasih Tuhan adalah anugerah kita sebagai anak-anak Allah. Walau dalam keadaan yang tak tentu, kasih Tuhan tak berkesudahan seperti mentari pagi yang setia bersinar, tanpa mengenal lelah atau letih. Dan anugerah ini juga yang seharusnya kita bagikan kepada sekeliling kita, terutama pada masa sulit ini.
Detik berdetak, waktu berlalu. Mentari setia dengan sinarnya terbit setiap pagi di ufuk Timur, tanpa memandang apa yang telah terjadi sebelumnya. Demikian pun dengan kita, pandemi yang saat ini melandai, telah mengobrak-abrik kehidupan kita sebelumnya. Tapi waktu tetap berjalan, dan sama seperti mentari yang setia dengan sinarnya, kiranya kita pun tetap setia dengan iman kita, karena Dialah Sang Pelindung, Gunung Batu Keselamatan kita, Dia telah menaungi, dan akan senantiasa melindungi kita.
Sepercik Anugerah edisi 13 akhirnya berhasil terbit, setelah melalui masa penantian yang panjang. Untuk pertama kalinya redaksi menghadapi kendala dari mulai pengumpulan tulisan sampai dengan proses desain.
Apakah ini akibat pandemi?
Pandemi COVID-19 menghantam kita semua. Beberapa dari kita kehilangan harta, pekerjaan, juga orang-orang terkasih. Ruang gerak kita pun menjadi terbatas. Sebagai mahluk sosial dengan pembatasan sosial yang seakan tak kunjung usai, suasana ini seperti membelenggu. Bagaimana dengan kita sebagai murid-murid Kristus?
Manusia pada hakekatnya adalah lemah, namun kelemahan bukanlah suatu keadaan yang membuat kita tidak dapat merasakan keagungan Sang Khalik. Justru dalam kelemahan, kita pun dapat bermegah. Inilah tema yang diangkat Sepercik Anugerah edisi 11, dalam memasuki tahun ke-6 penerbitannya.
Menjadi murid Kristus adalah suatu berkat , namun menjadi berkat bagi orang lain adalah suatu anugerah bagi seorang murid Kristus. Karunia keselamatan dan pengajaran dari Sang Khalik, seyogyanya tidak berhenti pada diri kita sendiri, namun sudah selayaknya memancar dari diri murid Kristus kepada sekelilingnya.