Pada hari Sabtu, 1 Juli 2023, pk. 10.00 pagi, dilangsungkan Kebaktian Peneguhan & Pemberkatan Nikah atas Bp. Christiawan Febrianto Putro & Pdt. Erma Primastuti Kristiyono. Sungguh suatu anugerah luar biasa, jemaat bisa hadir di hari bahagia mereka, menyaksikan pernikahan salah satu pendeta yang melayani di GKI Gading Serpong. Pdt. Danny Purnama mengucapkan selamat datang kepada jemaat, sebelum bersama-sama menyanyikan lagu “Terpujilah Allah” dari NKB 3:1-3. Kedua pengantin memasuki ruang ibadah dengan tersenyum, diikuti oleh Pdt. Andreas Loanka dan keluarga mereka masing-masing.

Setelah votum dan salam yang dipimpin oleh Pdt. Andreas Loankan, Pdt. Danny Purnama mengutip adagium dari Pdt. Andar Ismail yang berbunyi, “Siapa yang mau menikah harus bercerai lebih dahulu,” yang artinya mereka yang akan menikah harus bercerai dulu dengan keakuan masing-masing. Hubungan pernikahan adalah hubungan dari dua “aku” yang belajar menjadi satu “kita.” Paduan suara gabungan mengiringi jemaat menyanyikan lagu yang diambil dari Kidung Keesaan 416:1-3, “Tuhan, B’rilah Rahmat-Mu.” Kemudian jemaat mendengarkan persembahan pujian yang dibawakan oleh kedua mempelai dengan suara merdu dan kompak.

Khotbah dibawakan oleh Pdt. Andreas Loanka, diambil dari Kolose 3:18-19 dan Filipi 2:1-4. Firman Tuhan yang dibawakan bagi kedua mempelai – yang menjalani masa pacaran selama tujuh setengah tahun ini – mengingatkan agar mereka menjadikan kasih sebagai pengikat hubungan. Kasih seperti tanaman haruslah terus dipupuk dan disirami. Maka, kasih harus menjadi pedoman suatu pernikahan, saling mengutamakan dan memperhatikan. Suami sebagai pemimpin, harus menerapkan prinsip pemimpin yang melayani, sedangkan isteri harus menghormati suaminya. Pada dasarnya, setiap orang memiliki ego. Namun, ketika sudah membuat keputusan untuk menikah, sikap individualistis ini harus ditinggalkan.

Dalam setiap pernikahan, pasti ada konflik. Konflik bisa terjadi dan tak dapat dihindari. Konflik bak api, bisa merusak, membakar, menghancurkan, tetapi juga bisa menghangatkan, mencerahkan. Saat terjadi konflik, hendaknya masing-masing pihak dapat saling merendahkan diri. Jangan lari dari konflik, namun selesaikan dengan baik. Pasangan ini yang satu pendeta, dan yang lain seorang guru. Ketika terjadi konflik, sebaiknya masing-masing mengambil sikap sebagai seorang pelajar, bukan menggurui. Dari konflik yang terjadi, kita dapat sama-sama belajar, bahkan dapat lebih mengenal diri maupun pasangan. Bukan mencari kesalahan orang, lain, tetapi mulai dengan melihat kesalahan diri sendiri, karena saat terjadi konflik, biasanya kedua pihak punya andil. Dengan demikian, masalah dapat lebih cepat teratasi, dan masing-masing dapat memperbaiki diri.

Khotbah dilanjutkan dengan persembah pujian dari Komisi Usia Indah. Persembahan pujian ini disambut dengan tepuk tangan dari jemaat, dilanjutkan dengan pengantar peneguhan dan pemberkatan nikah yang dipimpin oleh Pdt. Danny Purnama. Pernikahan merupakan fase dari kehidupan manusia yang menyangkut hubungan antarmanusia. Tujuan dan makna pernikahan Kristiani adalah untuk membentuk persekutuan suami-istri di dalam kasih, yang bersifat menyeluruh dan khusus, membangun keluarga yang mencerminkan citra Allah dan memuliakan Allah, dan membentuk keluarga bahagia nan sejahtera, dan bertanggung jawab, baik sebagai anggota gereja maupun anggota masyarakat.

Kedua mempelai kemudian mengikrarkan janji pernikahan mereka, dilanjutkan dengan doa bagi kedua mempelai oleh Pdt. Danny Purnama. Pdt. Andreas Loanka meneguhkan pernikahan mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Kedua mempelai pun berlutut, sambil Pdt. Danny Purnama dan Pdt. Andreas Loanka menumpangkan tangan ke atas mereka, dan mengucapkan doa berkat.

Umat bangkit berdiri dan menyanyikan lagu KK 761b, “Pujilah Khalik Semesta,” diikuti pembukaan cadar, dan Pdt. Andreas mempersilakan Bp. Febri untuk menyatakan kasih dengan mencium Pdt. Erma. Jemaat tertawa menyaksikan kedua mempelai malu-malu, sementara Pdt. Andreas menggoda mereka.

Kemudian mempelai diminta saling berhadapan untuk proses penyematan cincin, sambil masing-masing mengucapkan janji kesetiaan, diikuti dengan penyerahan persembahan sulung mereka sebagai satu keluarga dan menandatangani piagam pernikahan. Pnt. Elizabeth Indrawati Iskandar mewakili majelis, menyerahkan Alkitab. Dengan demikian, pasangan ini sudah diakui sebagai pasangan suami isteri yang sah.

Kini kedua mempelai dipersilakan untuk memberikan penghormatan kepada orang tua masing-masing, diiringi nyanyian oleh Paduan Suara Gabungan. Kedua orang tua mempelai tak kuasa menitikkan air mata haru, sambil menyatakan restu dan pesan-pesannya kepada kedua mempelai.

Setelah memberikan penghormatan kepada orang tua, Pdt. Danny Purnama mempersilakan kedua mempelai bertukar tempat, sebagai tanda mereka sudah diterima oleh keluarga pasangan masing-masing, diikuti pujian “Grace Alone”. Kemudian Pdt. Danny Purnama memimpin doa syafaat, dan ibadah pun ditutup dengan nyanyian pengutusan “Kasih Tuhan Mengiringimu.” Pdt. Andreas Loanka mengucapkan menyampaikan berkat, diikuti nyanyian “Haleluya Amin.”

Ibadah usai, tetapi masih ada rangkaian acara selanjutnya. Pnt. Finny Patricia dan Ibu Henny memandu rangkaian acara ini. Bp. Heru Kristiyono menyampaikan kata sambutan dari keluarga, dilanjutkan kata sambutan dari ketua umum majelis jemaat yang dibawakan oleh Pnt. Holy Eko Pujiantono. Kemudian, dilakukan pemotongan kue pengantin. Potongan kue pertama diberikan kepada orang tua kedua mempelai. Potongan kue selanjutnya disuapkan oleh kedua mempelai kepada Pdt. Andreas Loanka, Pdt. Devina Erlin Minerva, Pdt. Danny Purnama, dan Pnt. Holy Eko Pujianto. Setelah selesai, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama, prosesi keluar, dan akhirnya pemberian ucapan selamat dari hadirin kepada kedua mempelai dan keluarganya.