Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 19 November 2023
Bacaan Alkitab: Zefanya 1:7, 12-18; Mazmur 90:1-12; 1 Tesalonika 5:1-11; Matius 25:14-30
Kehidupan kita bisa diibaratkan seperti seorang peselancar. Seorang peselancar yang andal akan mempelajari karakteristik ombak di perairan tempat ia berselancar agar ia dapat melakukan “atraksi di atas gelombang”. Peselancar yang dapat memanfaatkan waktu secara tepat, akan mampu melakukan aneka atraksi yang diperlukan.
Seperti seorang peselancar yang benar-benar harus menggunakan waktu dengan bijak, agar dapat “beratraksi di atas gelombang”, pun kita perlu menggunakan waktu hidup kita secara bijak. Tidak selamanya gelombang laut itu selamanya cocok untuk berselancar. Begitu pun dengan kehidupan kita, tidak selamanya kehidupan ini dapat kita rasakan terus menerus. Ada satu titik di mana kehidupan kita akan berakhir. Maka, kita perlu memanfaatkan waktu secara bijak.
Bacaan leksionaris kita pada hari ini juga menegaskan hal serupa. Bacaan pertama, menyinggung tentang hari TUHAN sudah dekat (Zef. 1:7). Lalu dalam Mazmur tanggapan, ada permohonan “ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mzm. 90:12). Bacaan kedua, bicara tentang hari Tuhan yang datang seperti pencuri (1 Tes. 5:2). Melalui bacaan Injil, kita diingatkan bahwa kita perlu menjalani tanggung jawab yang diberikan oleh Tuhan pada waktu yang tersedia, yakni sebagaimana para hamba mengelola talenta yang dipercayakan kepada mereka sampai sang tuan datang kembali. Waktu antara kepergian dan kepulangan sang tuan menjadi waktu yang tersedia bagi para hamba untuk mengelola talenta yang dipercayakan kepada mereka secara bijak.
Waktu sangat berharga, sebab waktu merupakan anugerah Tuhan. Anugerah berarti pemberian, bukan karena kita layak untuk mendapatkannya, tetapi karena Allah sungguh mengasihi kita. Oleh karena itu, sebagai orang yang telah dikasihi Allah, kita diminta untuk mengisi kehidupan dengan hal-hal yang berdampak positif, seperti: membangun kehidupan, menyebarluaskan kasih Kristus, atau menolong orang menemukan makna hidup yang tepat di dalam anugerah Allah. Agar nanti, pada saatnya kita dapat mempertanggungjawabkan apa yang kita kerjakan selama hidup kepada Tuhan, Sang Pemilik kehidupan.
Pdt. Devina E. Minerva