Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar tentang the prodigal son. Bagaimana dengan the prodigal God? The Prodigal God berarti Allah yang sangat boros (sangat murah hati) dalam mengasihi anak-anak-Nya.

The Prodigal God: Allah yang Maha Pemurah ditulis oleh Timothy Keller karena terinspirasi oleh Dr.Edmund Clowney yang mengangkat perumpamaan ini di salah satu pelayanannya yang kebetulan dihadiri Keller. Hampir setiap orang Kristen rasanya pernah membaca perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Injil Lukas. Kisah itu mungkin salah satu cerita paling terkenal dalam Injil.

Dan, kebanyakan orang memaknai kisah itu sebagai bukti kasih tanpa syarat dari Allah bagi orang-orang berdosa, yaitu si anak bungsu yang meninggalkan ayahnya. Jika Anda berpikir demikian, maka Timothy Keller mengatakan bahwa Anda salah! The Prodigal God: Allah yang Maha Pemurah mengangkat inti perumpamaan yang terkenal itu dari sisi yang sering dilupakan orang. Sang penulis, Timothy Keller, menekankan bahwa kisah itu bukan semata-mata tentang kasih Allah bagi orang berdosa, melainkan juga sebuah teguran keras bagi orang-orang yang menganggap dirinya tidak berdosa. Buku ini memberikan kejutan-kejutan pemahaman yang kebanyakan tidak terpikirkan sebelumnya tentang Allah.

Di bagian awal buku ini, Keller mengajak pembaca memahami siapa para pendengar yang hadir pada waktu Yesus menyampaikan perumpamaan ini. Pendengar pertama adalah para pendosa dan pemungut cukai. Pendengar kedua adalah orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Kedua tipe hadirin inilah yang disebut sebagai anak bungsu (pendengar tipe 1) dan anak sulung (pendengar tipe 2). Di buku ini, Keller menjelaskan bahwa anak yang hilang bukan hanya si bungsu, melainkan si sulung juga. Bagaimana mungkin si anak sulung bisa hilang? Lewat buku ini, Keller menyampaikan bahwa ada dua cara bagaimana orang Kristen menjadi anak yang hilang, yaitu dengan meninggalkan kasih Allah dan mencoba mencari penyelesaian dengan kemampuan diri sendiri (sebagaimana diwakili oleh si anak bungsu) dan dengan menjalani hidup penuh ketaatan moral sehingga menempatkan Allah dalam posisi berutang (seperti yang dilakukan si anak sulung).

The Prodigal God: Allah yang Maha Pemurah bukanlah bacaan yang ringan. Meski demikian, siapapun yang tertarik untuk mendapat penyegaran dalam memahami Injil Lukas 15 dapat membaca buku ini. Ikutilah tahapan-tahapan pemahaman yang dibuat oleh Keller di setiap babnya agar anda mengerti mengapa Keller menyebut Allah sebagai Allah yang Mahapemurah dan betapa mahalnya kemurahan Allah itu. Dan, temukanlah diri Anda. Apakah Anda termasuk golongan si anak bungsu atau si anak sulung? Selamat membaca!

Buku The Prodigal God: Allah yang Maha Pemurah ada pada koleksi Perpustakan GKI Gading Serpong http://library.gkigadingserpong. org/index.php?p=show_ detail&id=1862