Penulis : Bill Crowder

Judul buku : Menyelami Hati Kristus: Bagaimana Yesus Mempedulikan Mereka yang Terluka

Tahun terbit : 2018

Penerbit : PT Duta Harapan Dunia

 Ditulis oleh Bill Crowder, seorang pengkhotbah dan penulis berpengalaman, buku “Menyelami Hati Kristus” mengangkat dua belas kisah perjumpaan Yesus yang luar biasa dengan orang-orang yang terluka (penderita kusta, perwira Romawi, perempuan di tepi sumur, orang Farisi, pemungut cukai). Tidak seperti buku lain yang menyoroti iman sebagai pendorong utama yang mengantar orang-orang tersebut berjumpa dengan Yesus, buku ini menggali keistimewaan tokoh-tokohnya dari sisi budaya, sosial, dan sejarah yang menjadi latar kedua belas perjumpaan dengan Yesus pada zaman itu. Ketika kisah-kisah perjumpaan dengan Yesus itu kita dengar dan baca saat ini, mungkin kita tidak menyadari keistimewaan tokohtokoh di dalamnya dan bagaimana mereka, dalam beberapa hal, masih mewakili kondisi manusia pada zaman sekarang. Dengan menjabarkan kondisi budaya, sosial, dan sejarah yang melekat pada masing-masing tokoh, Bill Crowder ingin memperjelas betapa luar biasanya hati Yesus yang memedulikan orang-orang yang terluka sedemikian lamanya secara fisik dan batin dalam kondisi sosial kala itu.

Terbagi dalam dua belas bab, masing-masing bab menceritakan satu tokoh. Penjelasan mengenai asal-usul, kondisi lingkungan sosial budaya, dan jenis luka yang ditanggung oleh tokoh-tokoh tersebut menjadikan kisah perjumpaan dengan Yesus itu begitu istimewa. Ada tokoh yang sakit berkepanjangan. Ada juga tokoh yang menderita karena martabatnya direnggut oleh stigma sosial.

Dalam kisah perjumpaan dengan perempuan Samaria di tepi sumur, misalnya, penulis menjelaskan bagaimana Tuhan Yesus pada waktu itu mendobrak batasan sosial budaya, untuk menjangkau seseorang yang tersisihkan. Penulis mengajak pembaca untuk memperhatikan, bahwa apa yang Yesus lakukan pada waktu itu bukanlah sebuah misi yang mudah. Yesus bukan hanya berhadapan dengan ancaman dan bahaya dari orang-orang yang menolak-Nya, tetapi Ia juga berhadapan dengan aturan keagamaan dan norma sosial yang mendikte apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan orangorang pada waktu itu. Inti pesan dari buku ini adalah agar pembaca meneladani Yesus dalam menolong orang di sekitar, yang seringkali tidak mudah dilakukan karena berbagai penghalang.

Jika Anda tertarik untuk memahami konteks sosial budaya perjumpaan Yesus dengan dua belas orang di kitab Injil, maka buku ini sesuai untuk Anda.