Istilah PeGa tentu tidak asing lagi bagi sebagian besar anggota jemaat. Dalam beberapa minggu ini program PeGa terus diumumkan, baik melalui warta lisan maupun tulisan.

Apa yang dimaksud dengan PeGA? PeGa adalah singkatan dari Persekutuan Keluarga, yaitu persekutuan ibadah yang diadakan di rumah masing-masing anggota jemaat dan simpatisan.

Apakah persekutuan keluarga merupakan suatu kegiatan yang baru? Tentu saja tidak. Sebagian anggota jemaat sudah lama melakukannya.

Persekutuan Keluarga bukanlah suatu kegiatan yang baru ada masa kini. Pada masa Gereja Mula-mula persekutuan keluarga sudah diadakan oleh orang-orang percaya. Selain beribadah di Bait Allah, mereka juga melakukan persekutuan dalam rumah masing-masing (Kis. 2:46). Timotius bisa menjadi seorang Kristen yang baik dan pelayan Tuhan yang setia, juga tidak terlepas dari bimbingan iman orang tuanya, khususnya ibu dan neneknya, di dalam keluarga (2 Tim. 1:5; 3:15).

Sesuai dengan ajaran Alkitab dan mission statemen gereja kita, Majelis Jemaat GKI Gading Serpong kembali menghimbau, mendorong dan memfasilitasi anggota-anggota jemaat dan para simpatisan untuk mengadakan persekutuan dalam keluarga masing-masing.

GKI Gading Serpong hendak menjadi komunitas keluarga orang-orang percaya, yang anggota-anggotanya dibimbing untuk berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus, serta di dalam komunitasnya ada sikap dan suasana kekeluargaan. Tujuannya yang terutama adalah memuliakan Allah, namun juga menjadi berkat bagi sesama, baik di tengah keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan dunia. Untuk mencapai semua itu ada lima hal yang terus dilaksanakan dan ditingkatkan, yaitu: ibadah, persekutuan, pemuridan, pelayanan dan kesaksian.

Kita sadar bahwa pelaksanaan ibadah, persekutuan, pemuridan, pelayanan dan kesaksian tidak hanya di tengah jemaat dan di lingkungan gedung gereja saja, tetapi juga di dalam keluarga masing-masing.

Keluarga adalah unit dasar dari gereja dan masyarakat, yang dikukuhkan oleh Allah sendiri, dengan orang tua sebagai kepala dan pengajar disiplin yang sesuai dengan kehendak Allah. Sebagaimana jemaat, keluarga adalah pusat hidup kerohanian. Hal ini tidak boleh diabaikan oleh para orang tua dan anggota-anggota keluarga lainnya. Alkitab menyatakan kepada kita bahwa pada jemaat yang mula-mula senantiasa diadakan penyembahan, doa, pembelajaran firman Tuhan, dan persekutuan baik di dalam jemaat maupun di dalam keluarga.

Persekutuan diadakan di dalam jemaat setempat (Kis 2:42; 1 Yoh. 1:5-7) dan di dalam keluarga (Kis. 2:46; Ef. 5:28,29).
Penyembahan dilaksanakan di dalam jemaat setempat (I Kor. 14:15, 26; Ef. 5:19; Kol. 3:16; Ibr. 13:25) dan di dalam keluarga (Ibr. 11:21)
Doa dilakukan di jemaat setempat (Luk. 19:46; Kis. 2:42) dan di dalam keluarga (Kis. 10:1-4, 30).
Firman Allah diajarkan di jemaat setempat (Kis. 2:42) dan di dalam keluarga (2 Tim. 3:14-16; bd. Ul. 6:4-9).

Kiranya masing-masing anggota jemaat dan simpatisan dapat mengambil keputusan untuk mengadakan persekutuan keluarga. Segenap anggota keluarga hendaklah kita ajak untuk bersama-sama bersekutu dan beribadah kepada-Nya.

Biarlah kita pun dapat mengambil suatu komitmen seperti yang dikatakan Yosua: "Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN" (Yos. 24:15b). - AL -