Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 26 Maret 2017

Delusi adalah suatu keyakinan yang kuat tentang suatu hal, namun hal itu hanya ada dalam khayalannya saja dan bertentangan dengan kenyataan. Dalam ilmu psikiatri, delusi diartikan sebagai kepercayaan yang bersifat patologis (hasil dari penyakit atau proses sakit) bahwa sesuatu terjadi, walaupun di dalam realita terdapat bukti yang sebaliknya.

Dalam kehidupan spiritual, orang juga dapat mengalami delusi rohani. Delusi rohani tampak dalam diri orang yang membayangkan dirinya rohani, beriman dan dekat dengan Tuhan, namun dalam realita tidaklah demikian. Imannya mati, kasihnya pura-pura, dan perbuatannya jauh dari kehendak Allah.  

Delusi rohani dapat terjadi pada orang-orang merasa dirinya lebih dari pada yang lain. Mungkin saja mereka memiliki kemampuan yang spektakuler, misalnya bisa bernubuat, mengusir setan, dan mengadakan mujizat, sehingga mereka membayangkan diri sebagai orang yang beriman, dekat dengan Tuhan, dan punya kuasa rohani. Karena delusi rohani, mereka tidak menganggap perlu adanya pertobatan, iman yang benar, penyangkalan diri, menyalibkan kehidupan lama,  mengenakan kehidupan baru, dan hidup memuliakan-Nya. Wajarlah bila Tuhan Yesus menegaskan bahwa pada hari terakhir banyak orang yang mengaku bahwa mereka bernubuat demi nama-Nya, mengusir setan demi nama-Nya, dan mengadakan mujizat demi nama-Nya, tetapi pada waktu itu Tuhan Yesus berterus terang berkata kepada mereka: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat. 7:22-23).

Tuhan Yesus mengatakan bahwa bukan setiap orang yang berseru kepada-Nya akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa di sorga (Mat. 7:21).Hal ini bukan berarti seseorang diselamatkan karena perbuatan baiknya, sebab Alkitab menegaskan bahwa kita diselamatkan karena anugrah Allah oleh iman dan bukan oleh perbuatan (Ef. 2:8-9), tetapi orang yang telah diselamatkan dalam Kristus diciptakan baru untuk melakukan perbuatan baik sesuai kehendak-Nya (Ef. 2:10). Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik (Mat. 7:17).

AL