Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 6 Maret 2016

Perkataan ketiga Tuhan Yesus di atas kayu salib memperlihatkan kasih dan kepedulian-Nya kepada orang tua-Nya.  Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya berada di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!” (Yoh. 19:26-27). Kematian-Nya akan membuat Maria sangat kehilangan dan bersedih, maka Ia memberikan tanggung jawab kepada murid yang dikasihi-Nya, yaitu Yohanes, untuk menggantikan-Nya. Yohanes memang murid-Nya yang paling muda, tetapi dialah murid yang paling bertanggung jawab dan paling penuh cinta kasih.  Hal ini tercermin dalam Injil Yohanes dan Surat-surat Yohanes. Selain itu, Yohanes adalah keponakan Maria sendiri. Yohanes diberi tanggung jawab untuk menggantikan diri-Nya untuk merawat Maria dengan baik.

Perkataan Tuhan Yesus itu juga menyatakan perubahan hubungan-Nya dengan Maria. Dalam bahasa aslinya, sebenarnya Ia berkata, “Wanita, inilah anakmu!”  Dengan sebutan itu, Ia tidak bermaksud negatif atau meremehkannya. Maria sudah menjadi ibu bagi Yesus selama tiga puluh tiga setengah tahun. Kini sudah tiba waktunya ia berhenti menjadi  ibu bagi-Nya. Kini ia menjadi wanita yang mendapatkan kasih dan anugerah-Nya. Perubahan itu berhubungan dengan misi-Nya yang akan segera Ia selesaikan. Ia akan mati untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, kemudian bangkit pada hari yang ketiga dan naik ke surga. Kepada-Nya segala lutut akan bertelut dan semua lidah mengaku, bahwa Yesus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Bapa (Flp. 2:10-11). Bagaimana Maria dapat memuliakan dan menyembah-Nya sebagai Tuhan, bila ia masih menganggap-Nya sebagai “anak”? Itulah sebabnya, relasi itu harus dirubah. Yesus bukan lagi “anaknya”, melainkan “Tuhan dan Juruselamatnya”.

Maria segera memahami rencana keselamatan setelah Yesus mati dan bangkit dan percaya kepada-Nya. Tetapi saudara-saudara kandung-Nya secara jasmani membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk bisa percaya kepada-Nya. Karena alasan teologis ini jugalah Ia menyerahkan ibu-Nya kepada Yohanes, murid yang dikasihi-Nya. Dan sejak saat itu murid itu menerima Maria di dalam rumahnya (Yoh. 19:27b).

AL