Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 28 Januari 2018

Dunia ini penuh dengan pencobaan. Setiap orang yang hidup di dunia ini dapat mengalaminya. Para pengikut Kristus tidak terkecuali. Untuk menang atas pencobaan, orang Kristen perlu tahu perihal pencobaan itu.

Pencobaan bukan berasal dari Allah. Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini berasal dari Allah!” Allah adalah kudus, Ia tidak dapat dicobai yang jahat; dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun untuk melakukan kejahatan (Yak. 1:13). Lalu dari mana datangnya pencobaan? Pertama, tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri (Yak. 1:14). Kedua, dicobai oleh dunia (Ef. 2:2; 1 Yoh. 2:15-17). Ketiga, dicobai oleh Iblis yang penuh tipu muslihat (Ayb. 1-2; Ef. 6:11).

Si Jahat yang licik itu selalu berusaha mencobai dan menjatuhkan orang-orang percaya. Ia dapat menggunakan keinginan daging kita dan kesenangan/penderitaan dunia untuk menjatuhkan kita. Bagaimana kita menghadapi pencobaan dari Si Jahat?

Dari 1 Petrus 5:8-11 kita bisa belajar 3 hal penting untuk mengalahkan cobaan dari Iblis: Pertama, kita harus senantiasa sadar dan berjaga-jaga. Alkitab berkata: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1Ptr. 5:8). Ingatlah akan perkataan Tuhan Yesus di taman Getsemani: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Mat. 26:40b).

Kedua, lawanlah dia dengan iman yang teguh. Alkitab berkata: ”Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama” (1Ptr. 5:9). Iman adalah perisai kita untuk menghadapi serangan Iblis. Dengan perisai Iman kita akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat (Ef. 6:16).

Ketiga, bersandarlah pada Allah. ”Dialah sumber segala karunia.” Dia yang mencipta, menebus dan memelihara kita. Dia yang memberikan kepada kita segala karunia di sorga dan di bumi. Sudah sepatutnya kita tetap bersandar pada-Nya. Kendatipun kita harus mengalami rupa-rupa pencobaan dan kesukaran, di dalam providensia Allah (pemeliharaan Allah), kita dipimpin-Nya kepada kemuliaan yang kekal.

AL