Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 29 Juni 2025
Bacaan Alkitab: Amsal 16:3
Bagaimana cara Anda belajar mengendarai sepeda? Dulu, saya belajar naik sepeda bersama papa saya. Awalnya papa memegang sadel di belakang, mengarahkan dan menjaga keseimbangannya. Lalu perlahan dilepas. Meski sedikit gemetar, saya tetap mengayuh dan sepeda bisa berjalan. Itu semua terjadi karena saya percaya papa tetap memegang sadel sepeda. Hidup kita seringkali seperti itu. Kita ingin maju, tetapi kesulitan dan tantangan membuat kita tidak yakin untuk maju. Amsal 16:3 mengarkan kita untuk menyerahkan pergumulan itu kepada Tuhan.
Kata “serahkan” di sini bukan berarti kita pasrah tanpa usaha, tetapi percaya sepenuhnya bahwa Tuhan memegang kendali atas hasilnya. Menyerahkan pergumulan kepada Tuhan, berarti kita melakukan bagian kita dan Tuhan juga melakukan bagian-Nya. Mari kita fokus pada bagian kita. “Mengerjakan bagian kita” berarti menunjuk pada kesediaan menjalani kehidupan di tengah pergumulan tersebut, bukan meninggalkan pergumulannya. Ini bentuk kita beriman. Ketika kita beriman, Tuhan akan menolong kita, bukan berarti Tuhan langsung membuka jalan lebar dan lurus. Sebaliknya, jalannya mungkin tak lebar dan berkelok-kelok, tetapi Tuhan menyuruh kita untuk menjalaninya, selangkah demi selangkah. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak terus melangkah. Jika kita ragu, kita bisa tetap mengingat Tuhan tidak akan mengecewakan orang yang menaruh harapannya kepada Dia.
Ketika kita sudah menyerahkan pergumulan kita kepada Tuhan dan setia menjalani kehidupan kita bersama Tuhan, maka iman kita akan nyata dalam perbuatan kita. Dengan demikian, sekalipun hidup mungkin sulit, tidak berarti kita tidak bisa terus berkarya dan menjadi berkat bagi sesama. Karena, sejatinya Iman bukan hanya untuk kita nikmati sendiri, tapi juga untuk dibagikan lewat tindakan kasih.