Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 25 Februari 2018

“Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut...” (Markus 10:32).

Dalam bacaan kita Markus 10:32 menggambarkan kondisi para murid, “mereka merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti dari belakang, mereka merasa takut.” Jadi, kondisi para murid cemas dan takut. Kata cemas memiliki arti heran dan mengandung arti terganggu. Cemas berarti mereka merasa heran dan terganggu dengan perjalanan Yesus ke Yerusalem untuk menderita sehingga, bukan hanya cemas tetapi mereka menjadi “Takut”. Kata takut memiliki arti kuatir yang berlebihan atau benar-benar sangat takut untuk pergi ke Yerusalem. Para murid sungguh-sungguh masih heran dan sangat terganggu serta sangat takut untuk mengikuti Yesus masuk Yerusalem.

Kecemasan dan ketakutan para murid didasari oleh ketidakmengertian tentang karya keselamatan Kristus datang ke Yerusalem. Dalam Matius 16:21 “Ia harus pergi ke Yerusalem . . . lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga”. Jadi, Petrus menegur Yesus karena mengatakan bahwa Ia akan dibunuh (Matius 16:22). Petrus berkata, ‘Engkau adalah Mesias; Engkau adalah Anak Allah. Engkau tidak harus, Engkau tidak dapat pergi ke kayu salib!’ Salib itu tidak ada dalam pemikiran para Rasul sama sekali. Para murid tidak siap melewati salib. Jangan-jangan kita pengikut Yesus hanya mau roti, kesembuhan jasmani, atau hal-hal rohani, kenyamanan, tetapi tidak mau menjalani penderitaan atau menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia.

SO