Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 11 Maret 2018
Tuhan Yesus mengajarkan konsep kepemimpinan yang berbeda dengan konsep dunia. Dalam konsep dunia, pemimpinlah yang harus dilayani dan apa yang diperintahkannya mesti dituruti. Pemimpin dunia memimpin dengan tangan besi dan menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka yang dipimpinnya. Tetapi Ia berkata, “Tidaklah demikian dengan kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semua” (Mrk.10:43-44).
Konsep yang diajarkan-Nya adalah pemimpin yang melayani. Bagi-Nya, pemimpin bukanlah bos, tetapi hamba. Ia tidak berfokus kepada kuasa seorang pemimpin, melainkan kerendahan hatinya. Ia tidak meniadakan kuasa, karena Ia sendiri memiliki kuasa (Mat. 28:18), tetapi Ia menghendaki agar kuasa itu dipakai untuk melayani.
Pemimpin yang melayani selalu mengabdi dengan penuh dedikasi. Ia memiliki kasih dan perhatian kepada orang-orang yang dipimpinnya. Ia peduli pada kebutuhan, kepentingan, dan harapan mereka. Ia rela berkorban untuk kebaikan sesamanya. Tuhan Yesus telah memberikan teladan dalam hal ini. Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan banyak orang (Mrk. 10:45).
Pemimpin yang melayani memiliki tujuan yang jelas. Tujuannya bukan untuk memuaskan kepentingannya sendiri, tetapi untuk memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama. Tujuan itu memberinya energi, fokus dan arah. Dengan demikian, orang-orang yang dipimpinnya terinspirasi untuk mengalami dan melakukan perubahan ke arah tujuan tersebut.
Pemimpin yang melayani memberdayakan. Ia tidak memperdaya orang-orang lain menjadi alat untuk mencapai tujuan pribadinya, melainkan memberdayakan mereka agar mengembangkan potensi terbaik mereka untuk kemajuan bersama. Ia memfasilitasi pertumbuhan pribadi orang-orang yang bekerja bersamanya, dan membangun komunitas yang saling melayani (Yoh. 13:34; Gal. 5:13).
Pemimpin yang melayani menciptakan tim kerja yang saling memperhatikan satu sama lain, dan menggerakkan mereka keluar untuk melayani orang-orang yang ada di sekitarnya. Pemimpin yang melayani mau menjadi berkat bagi orang-orang yang dipimpinnya, sehingga mereka kemudian dapat memberkati orang-orang lain.
AL