Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 22 Februari 2015


Minggu ini kita memasuki perayaan minggu-minggu Pra Paskah.
Apa, Berapa dan Bagaimana? Masa dan Minggu-minggu Pra-Paskah adalah persiapan untuk paskah. Pra-Paskah tidak diisi hanya dengan duka cita dan pergumulan berat, tetapi juga dengan kesukaan dan pengharapan sebab di sinilah waktu dan kesempatan bagi gereja untuk lebih menghayati peristiwa salib Kristus. Masa Pra-Paskah adalah kesempatan spiritual umat dan lembaga gereja untuk mengenal kasih Allah di dalam Kristus melalui pertobatan yang sungguh. Pertobatan dari dosa selalu diikuti dengan anugerah pengampunan Allah.

Apakah yang disebut sebagai Minggu-minggu Pra-Paskah?
Yang dimaksudkan adalah masa empat puluh hari persiapan menjelang Paskah. Masa ini telah ditetapkan sejak awal abad ke-4 di Roma. Konsili Nicea IV menamakan quadragesima paschae (empat puluh hari sebelum Paskah). Istilah quadragesima digunakan dalam beberapa bentuk pada masa Pra-Paskah ini. Masa ini diisi dengan berpantang dan berpuasa untuk mempersiapkan Paskah. Berpantang dan berpuasa dikenakan kepada imam/pendeta dan umat, terlebih bagi calon baptisan dan mereka yang sedang menjalani rekonsiliasi.

Lalu kapankah masa Pra-Paskah sepanjang empat puluh hari itu dimulai? Bagaiamana cara menghitungnya? Cara menghitungnya adalah dengan menghitung mundur sebanyak empat puluh hari, dimulai dari hari Paskah. Menurut perhitungan ini, masa Pra-Paskah dimulai pada hari Rabu, yang disebut Rabu Abu. Dari perhitungan ini, jumlah hari Minggu Pra-Paskah adalah 6 (Minggu Pra-Paskah I-VI), dengan Minggu Pra-Paskah I jatuh pada hari Minggu pada hari Minggu sesudah Rabu Abu itu. Itulah sebabnya kita berpegang pada perhitungan quadragesima, sehingga jumlah hari Minggu Pra-Paskah adalah 6 (Minggu Pra-Paskah I-VI).

Majelis Sinode GKI dalam Persidangan XIV Majelis Sinode GKI tahun 2005 menetapkan masa Pra-Paskah dengan ketentuan sebagai berikut:
• Masa Pra-Paskah dimulai dari Rabu Abu, yaitu 40 (empat puluh) hari sebelum Paskah (perhitungan mundur dimulai pada hari Paskah).
• Minggu Pra-Paskah I adalah hari Minggu sesudah Rabu Abu. Minggu Pra-Paskah II dan seterusnya diurutkan sesudahnya.
• Jumlah Minggu Pra-Paskah adalah 6 (enam) hari Minggu (Minggu Pra-Paskah I-VI).

Melalui Minggu Pra-Paskah ini, Jemaat dihimbau untuk memahami dan menghayati karya penyelamatan melalui pengorbanan (kematian) dan kebangkitan-Nya.

Minggu Pra Paskah I minggu ini thema kita adalah perdamaian tuntas atas dosa dari kitab Ibrani 9:23-28. Dalam Ibrani 9 ini menegaskan bahwa kurban Yesus Kristus di Kayu Salib adalah pengurbanan yang sempurna ketimbang persembahan binantang yang dilakukan oleh para imam.

Yesus Kristus adalah kurban yang sempurna, melintasi kemah yang besar dan yang lebih sempurna yang bukan dibuat oleh tangan manusia tapi datang dari Surga. Telah masuk satu kali untuk selamanya ke dalam tempat yang Maha Kudus, bukan dengan darah domba jantan dan darah anak lembu tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Ia menjadikan diriNya sendiri kurban kepada Allah. Tidak ada persembahan yang lebih indah dan lebih berharga daripada persembahan diri bagi orang lain. Dengan itu, Ia telah mendapat kelepasan yang kekal . imam besar membawa persembahan satu tahu satu kali, tapi Yesus sekali untuk selama lamanya.


SO