Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 04 December 2011

Berita yang paling dirindukan dan dinanti-nantikan oleh orang yang sedang berada dalam penjara adalah berita pembebasan, bahwa masa hukumannya telah berakhir, dan ia akan segera bebas. Itulah berita yang ada dalam Yesaya pasal 40-66, bagian kedua dari kitab Yesaya merupakan kumpulan nubuat tentang pemulihan yang Allah lakukan terhadap umatNya, setelah mereka selesai menjalani masa pembuangan di Babel karena dosa-dosa mereka.

Pertanyaannya adalah: Apakah pengharapan akan hari pembebasan itu masa ada dalam hati mereka?, mengingat masa penghukuman yang begitu lama. Atau juga sebaliknya, hati mereka sudah dikeraskan dengan kepahitan, kesombongan, dan lain-lain. Itu sebabnya Firman Tuhan dalam Yesaya 40 berisi suatu penghiburan akan pengampunan dari Tuhan (ay 1-2), sekaligus juga sebuah seruan kepada umat Tuhan supaya mereka mau menyiapkan hati mereka menyambut hari pembebasan yang akan segera tiba (ay 3). Karena itu, mereka perlu menyingkirkan penghalang di hatinya, sehingga mereka dapat melihat keselamatan yang dari Tuhan, yaitu:

1. Ay 4a, “Setiap lembah harus ditutup,……….”
Tekanan hidup yang begitu berat serta waktu yang cukup lama dalam masa pembuangan telah membuat sebagian orang merasa pesimis dan kehilangan pengharapan. Padahal pembuangan dan penderitaan bukan dimaksudkan Allah untuk menghancurkan hidup mereka, tetapi justru memurnikan hidup mereka. Namun situasi kehidupan yang mereka alami telah membuat mereka kehilangan iman, kurang sabar, akhirnya jatuh dalam lembah keputus-asaan. Karena itu, hati yang seperti “lembah” inilah yang harus diratakan, supaya dapat melihat kemuliaan dan keselamatan yang dari Tuhan. Seruan seperti ini jugalah yang disampaikan oleh Yohanes pembaptis, ketika ia diberi tugas mempersiapkan jalan bagi Tuhan. (Mark 1:2-3). Mengapa? Karena situasi yang juga kurang lebih sama ketika Kristus datang dalam dunia ini. Banyak orang yang berputus asa menjalani hidup dalam himpitan penderitaan, penjajahan Romawi, pemimpin politik yang korup, pemimpin agama yang munafik dan konformis, telah membawa hati umat menjadi pesimis dan hilang harapan. Selama hati seseorang dikuasai oleh keputusasaan, ia tidak akan pernah melihat dan menyambut keselamatan yang dari Tuhan. Sebab itu Yohanes menyerukan hal ini, untuk memberikan penghiburan, pengharapan dan kepastian akan janji Allah yang telah digenapi.
Mungkinkah di masa Advent ini, banyak juga diantara kita yang tengah kehilangan harapan? Biarlah seruan ini menjadi penghiburan dan kekuatan kepada kita. Bukalah hati untuk dilawat dan dijamah oleh Allah sehingga ada secercah harapan untuk menerima keselamatan yang dari Tuhan (ay 5).

2. Ay 4a, “…………Setiap gunung dan bukit diratakan;………”
Ternyata keadaan yang sebaliknya juga bisa terjadi. Hati bukan lagi digambarkan seperti “lembah” tetapi seperti “gunung” dan “bukit”. Itulah kesombongan atau keangkuhan hidup. Untuk melihat keselamatan yang dari Tuhan “gunung kesombongan” ini harus diratakan. Sampai hari ini pun sebagian besar orang Yahudi tidak menerima Yesus Kristus sebagai Mesias, sebab mereka tinggal dalam kesombongannya. Di mana mereka memimpikan Mesias yang lahir di istana, bukan dalam kandang domba. Mereka merindukan Mesias sebagai pemimpin politik yang duduk di atas kuda perang, bukan Gembala sederhana yang menunggang keledai. Kerendahan hati sangatlah penting untuk menyambut Raja yang akan datang, sama seperti sikap para Majus, yang merendahkan dirinya, mempersembahkan harta yang terbaik, bahkan lutut mereka untuk menyembah sang Raja. Biarlah kerendahan hati mereka menjadi teladan bagi kita dalam menyongsong kedatangan Raja kita.

3. Ay 4b, “…….dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran.”
“tanah yang berlekuk-lekuk” menjadi simbol orang yang tidak konsisten, orang yang tidak setia. Orang yang gampang terombang-ambing dengan situasi, orang yang tidak tulus dalam mengikut Tuhan. Contohnya para imam, yang dengan tepat dapat memberi informasi kepada raja Herodes tentang di mana Mesias dilahirkan menurut nubuatan Alkitab. Mereka sebenarnya mengetahui dengan persis, tetapi mereka tidak pernah mau menyembah kepada Yesus, karena hati mereka telah ditawan oleh rupa-rupa nafsu dunia, sehingga mereka pun tidak dapat melihat keselamatan yang dari Tuhan. Di Akhir zaman ini di dalam menyongsong kedatangan Tuhan, bukankah banyak juga orang yang hatinya sudah tidak melekat lagi kepada Allah? Bukankah banyak orang yang hatinya telah ditawan oleh kepentingan dunia ini, sehingga matanya telah dibutakan oleh ilah zaman ini?
Di masa Adent ini, bagi kita yang hatinya penuh kebimbangan, Yesaya juga berseru Ingatlah hidup manusia terbatas, hanya seperti bunga rumput sebab itu jangan sia-siakan anugerah keselamatan yang Tuhan sudah berikan (ay 6-8). Namun bagi kita yang telah menerima pemulihan dan pengampunan dari Tuhan beritakanlah kabar baik!, yaitu keselamatan yang datang dari Tuhan Yesus Kristus kepada dunia ini! (ay 9-11). Amin - RR-