Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 26 November 2017

Kata “digembalakan” punya konotasi negatif bagi sebagian umat, karena kata itu dikaitkan dengan “penggembalaan khusus” terhadap orang-orang tertentu agar berbalik dari kesalahannya. Meskipun demikian, kata “digembalakan” dan “menggembalakan” adalah istilah Alkitabiah yang sangat baik dan positif.

Tuhan Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah gembala yang baik. Ia mengenal dan mengasihi domba-domba-Nya, serta rela memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan domba-domba-Nya (Yoh. 10:11-16).

Raja Daud berkata, “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mzm. 23:1). Dengan menyerahkan diri digembalakan oleh Tuhan, kita tidak akan mengalami kekurangan. Ia mencukupi segala kebutuhan kita: baik kebutuhan jasmani, kebutuhan mental, maupun kebutuhan rohani (Mzm. 23:1-3). Ia menyertai kita dengan kasih dan kuasa-Nya sehingga kita tidak perlu takut terhadap bahaya (Mzm. 23:4-5). Kebajikan dan kemurahan Tuhan, sang Gembala, akan terus mengikuti kita seumur hidup (Mzm. 23:6).

Tuhan Yesus menghendaki agar murid-murid-Nya turut serta menjalankan tugas-Nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Kepada Petrus yang pernah menyangkal Yesus tiga kali, Ia memberikan tugas dan panggilan yang mulia, "Gembalakan domba-domba-Ku." (Yoh. 21: 15-19). Tugas dan panggilan itu kini ditujukan kepada setiap orang percaya.

Sebagaimana kita mengenal Dia sebagai gembala yang baik, kita pun dipanggil untuk menjadi gembala yang baik. Ia memanggil kita untuk melakukan tugas mulia untuk menjadi gembala bagi anak-anak kita dan orang-orang lain yang dipercayakan-Nya kepada kita. Para orang tua diberi tugas dan panggilan untuk menggembalakan anak-anaknya. Guru-guru menggembalakan siswa-siswanya. Kelapa Sekolah menggembalakan guru-guru, staf dan siswa-siswanya. Pemimpin-pemimpin perusahaan menggembalakan staf dan karyawannya. Pemimpin pemerintahan menggembalakan rakyatnya. Para pendeta dan penatua menggembalakan anggota-anggota jemaatnya dan juga masyarakat di sekitarnya.

Di dalam tugas menggembalakan, kita tidak bekerja sendiri, karena Tuhan bekerja bersama kita (Yeh. 34:15,16). Pada hakekatnya Tuhanlah yang menggembalakan umat-Nya, tetapi dalam pelaksanaannya Ia mau memakai kita untuk mewakili-Nya mengerjakan tugas penggembalaan itu.

Marilah kita menghadirkan Gembala Agung dengan kehidupan yang saling menggembalakan. Itu artinya kita mau digembalakan dan menggembalakan!

AL