Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 28 April 2019

Bagi Thomas, Tuhan Yesus yang telah bangkit itu pun harus dapat dilihat dan diraba (ayat 25) ini syarat percayanya. Mengapa ia tidak percaya kepada kebangkitan Yesus? Mengapa ia tidak segera percaya?

1. Keraguan Thomas muncul karena penderitaan, kesedihan, dan kedukaan. Semua pengharapan Thomas hancur ketika Yesus disalibkan lalu mati. Habis semua, sudah tamat, tidak ada harapan lagi.

2. Watak dari Thomas yaitu orangnya pemberani (11:16) tetapi tidak tahu dan tidak mau tahu sehingga melarikan diri dari persekutuan. Sekaligus ia adalah seorang yang keras kepala, yang ingin mencari bukti-bukti termasuk bukti kebangkitan.

Keinginan Thomas untuk melihat dan meraba dipenuhi Yesus dengan unik. Sementara pintu-pintu tertutup, Yesus berdiri di tengah-tengah mereka, berarti Yesus tidak dikuasai ruang, dimanapun Ia dapat hadir, Ia dapat hadir dimana saja. Kehadiran Yesus membawa damai. Kehadiran Yesus membawa perubahan besar pada Thomas, ia yang semula tidak percaya menjadi percaya, dari dalam dirinya keluar pengakuan yang luar biasa: Ya Tuhanku dan Allahku” (Ayat 28). Thomas kini memiliki iman yang luar biasa, ia tidak perlu meraba Yesus lagi, ia sudah percaya.

Dengan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Allah, berarti Thomas mengaku Yesus adalah sandaran utama. Meskipun Thomas baru percaya setelah melihat, tapi pengakuan ini luar biasa, kepercayaan yang penuh dan mendalam kepada pribadi Yesus. Tetapi Yesus menghendaki tiap orang untuk percaya tentang kebangkitan-Nya meskipun tidak melihatnya. (beberapa sumber)

SO