Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 7 Juni 2015
Renungan di “Santapan Harian” tanggal 5 Maret 2008 membahas Yohanes 14:8–14. Dalam pembahasannya diawali dengan melihat Yohanes 13. Dalam Yohanes 13 ditekankan bahwa para murid diperintahkan untuk hidup saling mengasihi. Dalam Yohanes 14:8–14 diberi thema berkarya karena percaya. Para murid dipanggil untuk berkarya. Tanggung jawab orang Kristen memang bukan sebatas percaya dan bersyukur. Menjadi murid Kristus atau orang Kristen mewujudkan rencana-Nya. Karena inilah, Yesus memberikan janji, yaitu Ia akan melakukan apa yang kita minta dalam nama-Nya. Ini bukan merupakan cek kosong yang kita bisa isi sesuka hati.
"Kita" yang disapa Tuhan di sini adalah para murid yang tahu dan mau bergumul demi kehendak-Nya, bukan orang yang terbiasa meminta kebutuhannya sendiri seenak perutnya. Iman bukan cuma menyangkut perasaan belaka. Tetapi murid yang mau berjuang mewujudkan imannya sebagai murid Yesus dalam realitas kehidupan dalam karya dan kerja. Iman atau percaya yang hidup seharusnya menggerakkan arahan hati, kehendak, perasaan, dan wujud tindakan ketaatan manusia kepada Allah. Orang yang mengaku beriman, tetapi tidak berkarya sesungguhnya tidak beriman.
Apa yang harus kita lakukan ???
1. Menjadi Murid Tuhan
Seorang murid adalah seorang yang senantiasa mengikuti gurunya dan mengalami proses pembelajaran sampai proses pengujian, sehingga akhirnya ia dapat memiliki murid yang belajar darinya. Di abad pertama, ada 5 karakteristik dalam pemuridan:
Pertama, Memutuskan untuk mengikuti seorang guru
Kedua, Mengingat apa yang dikatakan oleh gurunya
Ketiga, Belajar cara gurunya melayani
Keempat, Mengimitasikan hidup dan karakter gurunya
Kelima, Membesarkan murid-muridnya
Menurut Bill Hull, seorang yang menjadi murid Kristus akan mengalami Iman yang diwujudkan melalui keaktifan dalam menaati Firman Tuhan. Adapun kompetensi yang dimilikinya sebagai murid Kristus adalah:
Seorang murid akan mengajukan pertanyaan terus menerus kepada gurunya bagaimana cara mengikut Yesus?
Seorang murid akan belajar dari perkataan-perkataan Yesus.
Seorang murid akan mempelajari cara Yesus melayani.
Seorang murid akan mengimitasikan hidup dan karakter Yesus.
Seorang murid akan menemukan dan mengajar murid-murid yang lain demi Yesus.
2. Berjuang menjadi murid Yesus dalam segala situasi
Menjadi murid Yesus berarti berjuang belajar terus menjadi murid yang sejati. Sebagai murid Yesus makna iman atau percaya bukan seperti Iman bangsa Israel yaitu iman seperti kanak- kanak. Yaitu iman yang :
- Iman yang didorong oleh ketakutan.
- Iman yang didorong oleh kesenangan.
- Iman yang egosentris, berpusat pada diri sendiri. Mengebu-nggebu agar keinginannya dipenuhi tapi marah bila doa-doanya tak segera diluluskan.
- Doa-doanya adalah daftar permintaan yang panjang, sebagian besar bagi diri sendiri, dan mesti dikabulkan sebab bila tidak ya untuk apa berdoa.
- Tuhan adalah Tuhan yang pemurah dan baik hati, bila semua keinginan terpenuhi tapi Tuhan kejam dan tak adil, bila satu kali saja Ia dianggap ingkar janji.
Iman yang dewasa, adalah iman yang mampu menjalin hubungan cinta yang dewasa. Mencintai atau beriman kepada Tuhan seperti apa adanya. Bukan karena Ia selalu baik dan pemurah kepada kita tetapi semata-mata karena Tuhan adalah Tuhan. Tak selamanya Tuhan memenuhi yang kita inginkan. Contohnya : Abraham – tak pernah memiliki tanah yang dijanjikan sampai ia mati. Iman yang dewasa seperti yang berkata hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku. (seperti Paulus). Iman yang berkata : bukan kehendakku menjadi kehendak Tuhan, tetapi ketika kehendak Tuhan menjadi kehendakku. Iman yang menghadapi realitas hidup.
3. Bergantung kepada sang Guru
Kerinduan setiap anda dan saya adalah setiap saat bersama Kristus. Di dalam alkitab Allah memberi janji bagaimana Allah memberi jaminan bahwa Ia beserta kita. Ia adalah Imanuel, Allah yang menyertai kita. Kita bersama Kristus dan Kristus bersama kita. Matius 28:20 “...Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” Ia bukan hanya menyertai kamu tetapi menyertai kamu senantiasa artinya dimanapun, kapanpun, tidak pernah tidak.
Ketika jalan mendaki,
Juga ketika jalan menurun,
Ketika angin bertiup sepoi-sepoi
Juga ketika topan dan badai menerpa perahu kita. Senantiasa apapun situasi kita dan kondisi kita. Selalu bergantung padaNya.
SO