Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 6 Mei 2018

Tuhan Yesus adalah sahabat kita yang sejati. Ia rela meninggalkan takhta surgawi untuk mencari dan menyelamatkan manusia yang berdosa. Karena kasih-Nya yang besar, Ia tidak hanya menyelamatkan kita, tetapi juga menjadikan kita sebagai sahabat-Nya.

Sebagai sahabat-Nya, Ia menghendaki agar kita tinggal di dalam kasih-Nya (Yoh. 15:9-10) dan hidup saling mengasihi (Yoh. 15:12). Sahabat-sahabat Kristus harus hidup saling mengasihi sama seperti Ia telah mengasihi kita. Hidup saling mengasihi itu adalah perintah baru (Yoh. 13:34), yang juga merupakan kelanjutan dari perintah lama (2 Yoh. 1:5; Im. 19:18). Contoh dan model kasih itu adalah kasih Kristus sendiri.

Tuhan Yesus mengatakan semuanya itu supaya sukacita-Nya ada di dalam kita, dan sukacita kita menjadi penuh (Yoh. 15:11). Ia sangat bersuka atas kasih dan ketaatan kita. Memang sukacita-Nya tidak bergantung pada respon kita. Tetapi karena Ia mengasihi kita, maka kasih dan ketaatan kita sangat menyukakan hati-Nya. Selain itu, saat kita hidup saling mengasihi, maka sukacita Tuhan ada di dalam kita. Hidup yang saling mengasihi itu membuat kehidupan kita menjadi lebih indah, bahagia dan berkepenuhan.

Tuhan Yesus menyebut kita sebagai sahabat (Yoh. 15:14-15). Ia telah memberikan kepada kita suatu keakraban dengan-Nya, maka janganlah kita lalai mendekatkan diri pada-Nya. Marilah kita meningkatkan persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan melalui ibadah, doa dan Firman-Nya. Lebih dari itu, berusahalah untuk mengerti dan melakukan kehendak Sang Sahabat.

Kita bisa menjadi sahabat-Nya bukan karena kita yang memilih Dia, melainkan karena Ia yang telah lebih dulu memilih kita (Yoh. 15:16a). Sebagai sahabat-sahabat pilihan-Nya, Ia menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah (Yoh. 15:16b), dan Ia memberi jaminan bahwa apa yang kita minta kepada Bapa dalam nama-Nya, diberikan-Nya kepada kita (Yoh. 15:16c).

Sang sahabat memberi perintah: ”Kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh. 15:17). Indah sekali perintah agar saling mengasihi itu. Sama seperti Ia telah mengasihi kita, hendaklah kita saling mengasihi. Hasilnya adalah sukacita, keintiman, dan hidup berbuah.

AL