Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 16 Agustus 2020
Dalam bacaan Injil hari ini, Matius 15:21-28 dituliskan Yesus bertemu perempuan Kanaan yang dianggap musuh orang Yahudi (bandingkan dengan Kejadian 9:25) Bagaimana sikap para murid? Mereka menunjukkan sikap diskriminasi terhadap perempuan Kanaan itu. Mereka berkata, “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan dengan berteriak-teriak” (Matius 15:23). Mereka meminta Yesus untuk mengusir saja perempuan itu. Para murid Yesus merasa kesal dan jengkel kepada perempuan Kanaan yang meminta pertolongan kepada Yesus. Para murid sangat terganggu dengan suara perempuan itu. Para murid tidak memperlihatkan belas kasihan kepada perempuan itu.
Tetapi bagaimana sikap Yesus? Yesus sama sekali tidak menjawab doa perempuan Kanaan tersebut, tapi ini bukan berarti tidak mendengar. Yesus menjawab seperti tertulis dalam Matius 15:26, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Sebuah jawaban yang sarkastik!
Walaupun Yesus seolah merespon dengan keras, perempuan itu tidak putus asa, ia datang lagi mendekati Yesus dan menyembah Dia, dan berkata “Tuhan tolonglah aku”. Ia datang, mendekati dan menyembah Yesus. Ini merupakan tindakan iman. Menarik, perhatikan kata menyembah yang bisa diartikan bersujud dan berlutut. Setelah perlakuan Yesus yang keras, perempuan itu tetap menyembah Dia. Di dalam Matius 15:27, perempuan itu melanjutkan jawabannya dengan berkata “Benar Tuhan, "katanya "Bahkan anjing pun memakan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya". Kalimat ini sekali lagi menunjukkan kerendahan hati, Dia setuju dengan Yesus dan berkata, "Ya, Tuhan Engkau benar, saya seekor anjing." (tidak pantas mendapatkan) "Itu benar…, tapi anjing pun berhak mendapatkan remah-remahnya.” Pernyataan perempuan ini ingin menunjukkan bahwa Dia rela mendapat sisa makanan, meskipun itu hanya remah. Tanpa kepura-puraan, perempuan itu tahu siapa Yesus itu, oleh karena itu dia tidak marah tetapi tetap merendahkan dirinya di hadapan TUHAN. INI ADALAH KESAKSIAN IMAN YANG LUAR BIASA.
Dengan sikap iman yang demikian, Yesus mengabulkan permintaannya. Matius 15:28 menuliskan, "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. Kasih Yesus dinyatakan…kasih yang melampaui batas diskriminatif yang dibangun oleh manusia.
Bagaimana dengan kita? Maukah kita merendahkan diri di hadapan-Nya dan mengalami kasih-Nya yang tanpa batas? Tuhan memberkati.
SO