Adakah di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan? Adakah yang tidak pernah jatuh dalam hidupnya? Saya rasa, kita semua pasti pernah. Dan terkadang, kita merasa begitu gagal sehingga kita berpikir: “Mungkin Tuhan sudah menyerah pada saya.” Tetapi, perumpamaan Yesus tentang pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:1-9) memberikan kita pengharapan yang luar biasa. Pohon itu seharusnya ditebang karena tidak berbuah selama tiga tahun. Namun, tukang kebunnya berkata kepada pemiliknya, “Biarkan aku mengurusnya lagi, memberi pupuk, mungkin tahun depan akan berbuah.” Ini seperti Yesus yang berbicara kepada kita. Ia tidak langsung menyerah. Ia memberikan kita kesempatan, bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali. Ia memberi kita waktu untuk berubah, bertumbuh, dan berbuah. Namun, kesempatan yang diberikan Tuhan bukan untuk diabaikan. Dalam 1 Korintus 10:1-13, kita melihat bahwa meskipun bangsa Israel mendapatkan banyak anugerah—mereka diselamatkan, diberi makan, dipelihara oleh Tuhan—banyak juga dari mereka yang tetap jatuh dalam dosa. Ini peringatan bagi kita. Kesempatan yang diberikan Tuhan adalah kesempatan untuk berubah, bukan untuk terus-menerus jatuh di tempat yang sama. Selain itu, melalui Yesaya 55:1-9, Tuhan berbicara langsung kepada kita. Ia mengundang kita dengan penuh kasih: “Hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah!” Tuhan memberi kita kesempatan untuk datang kepada-Nya, untuk hidup dalam kasih-Nya, dan menerima berkat-Nya secara cuma-cuma. Tapi Dia juga berkata, “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui.” Ini berarti kesempatan itu tidak selamanya ada. Kita dipanggil untuk segera merespons kasih-Nya, bukan menundanya. Yesus adalah Pemberi Kesempatan. Mungkin kita merasa hidup kita seperti pohon ara yang tidak berbuah, atau seperti Israel yang sering kali jatuh dalam kesalahan yang sama. Tapi Yesus, Sang Tukang Kebun, terus mencangkul dan memberi pupuk pada hidup kita. Dia memberi kita waktu. Namun, jangan biarkan kesempatan itu lewat begitu saja. Tuhan mengundang kita untuk berbalik kepada-Nya, hidup dalam jalan-Nya, dan menghasilkan buah dalam hidup kita. Mari kita gunakan kesempatan ini dengan sungguh-sungguh.