Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 1 Oktober 2023

Bacaan Alkitab: Filipi 3:4-14; Matius 21:33-46

Allah yang memiliki kuasa (otoritas) atas langit dan bumi. Alam semesta berada di bawah kuasa Allah, karena Dialah yang menciptakannya. Manusia ciptaan Allah sudah selayaknya mengakui kuasa Allah. Allah layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Dia telah menciptakan segala sesuatu dan oleh karena kehendak-Nya semuanya itu ada (Why. 4:11).

Sudah selayaknya setiap keluarga orang percaya mengakui kuasa Allah. Pengakuan akan kuasa Allah membawa sikap tunduk dan taat pada-Nya. Tunduk artinya merendahkan diri, menerima dan menghormati Dia yang berkuasa. Sedangkan taat artinya melakukan perintah yang dinyatakan oleh Dia yang berkuasa dan selalu memohon petunjuk-Nya.

Janganlah seperti para pemimpin dan umat Isreal yang tidak mengakui otoritas-Nya, yang diumpamakan Tuhan Yesus sebagai penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat (Mat. 21:33-46). Ia menceritakan bahwa ada seorang tuan tanah yang menyewakan kebun anggurnya kepada petani-petani lalu berangkat keluar negeri. Ketika hampir tiba musim petik, ia mengutus hamba-hambanya kepada para petani itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Namun, mereka menangkap hamba-hambanya itu. Memukul yang seorang, membunuh yang lain, dan melempari yang lain lagi dengan batu. Hal itu terjadi berulang kali, maka akhirnya sang pemilik kebun anggur mengutus anaknya kepada mereka. Dalam hati ia berkata: “Anakku akan mereka segani.” Ternyata para petani tersebut tetap tidak mengakui otoritasnya, bahkan menangkap, menganiaya, dan membunuh anaknya. Mengakhiri perumpamaan itu, Tuhan Yesus bertanya kepada orang banyak: “Apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya terhadap petani-petani itu?” Kata mereka kepada-Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada petani-petani lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya” (Mat. 21:40-41). Sebagai kesimpulan dari perumpamaan itu, Tuhan Yesus menegaskan kepada para pemimpin dan umat Israel yang tidak mengakui otoritas-Nya: “Sebab itu, Aku berkata kepadamu bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang menghasilkan buah Kerajaan itu” (Mat. 21:43).

Pada minggu pertama bulan keluarga ini kita diajak untuk merenungkan kuasa Allah dalam kehidupan keluarga. Dengan mengakui kuasa Allah dalam kehidupan keluarga maka setiap anggota keluarga akan merendahkan diri, menerima dan menghormati Allah. Dialah yang berkuasa dan berotoritas atas diri kita, maka sudah selayaknya kita menuruti perintah-Nya, melakukan kehendak-Nya, dan menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya.

Pdt. Andreas Loanka