Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 22 September 2013
Thema “Menjadi teladan bagi semua orang dengan perbuatan” diambil dari I Tesalonika 1 : 2–10 tentang kehidupan dan iman jemaat atau orang-orang Tesalonika atau cara orang-orang Kristen di Tesalonika percaya kepada Yesus. Atau mengambarkan bagaimana orang-orang Kristen di Tesalonika memperlihatkan kepada orang lain bagaimana sepatutnya hidup sebagai orang percaya.
Dalam awal suratnya Paulus mengucap syukur kepada Allah Bapa, karena cara hidup jemaat di Tesalonika. Apa yang mendorong Paulus selalu mengucap syukur kepada Tuhan??? Jawabnya karena di Tesalonika, cara hidup orang orang Kristen memperlihatkan tiga sikap hidup yang baik yaitu :
1. Percaya yaitu pekerjaan iman.
Karena beriman atau sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, orang-orang Tesalonika itu berusaha memperlihatkannya dalam pekerjaan atau perbuatan mereka. Jadi pekerjaan iman artinya apa yang telah dilakukan karena percaya kepada Kristus atau betapa jemaat telah bekerja keras karena percaya kepada Yesus. Percaya bukan hanya dengan mulut tetapi nyata dalam perbuatan yang nyata.
2. Mengasihi yaitu usaha kasih
Usaha Kasih yaitu karena mengasihi Allah dan sesama mereka maka mereka bekerja/ berusaha untuk melayani. Bekerja keras untuk melayani Tuhan dan sesama dengan kasih Kristus.
3. Berharap yaitu ketekunan pengharapan
Karena mereka berharap kepada Tuhan, maka mereka tetap teguh menghadapi berbagai tantangan, sehingga ketekunan pengharapan artinya tetap ada pengharapan walaupun menghadapi kesulitan dalam waktu yang cukup lama.
Bagi Paulus jemaat Tesalonika telah :
• Dikasihi Allah artinya Kasih yang dilambangkan kasih orang tua kepada anak-anak yaitu dengan merangkul (atau mendekap) di dalam hatiNya, atau hati Allah tercurah kepada jemaat Tesalonika, atau Allah menghargai jemaat.
• Dipilih Allah. Tujuan pemilihan adalah untuk melaksanakan rencanaNya (keselamatan ) yang khusus, yang juga berlaku bagi jemaat Tesalonika. Atau dengan kata lain Allah memilih jemaat menjadi umatNya atau memilih jemaat untuk tujuan khusus.
Itu sebabnya bagi Paulus jemaat Tesalonika telah menyebut jemaat ini telah menjadi : Penurut Kami dan penurut Tuhan. Kata “penurut” mencerminkan hubungan seorang murid dengan gurunya. Hubungan Guru dan murid pada waktu itu bukan hanya menyangkut pelajaran saja tetapi juga meliputi cara hidup yang dapat diteladani dari sang guru.
Menjadi penurut “kami” dan penurut “Tuhan” artinya jemaat telah belajar hidup menurut cara hidup para rasul dan cara hidup Tuhan atau dalam tingkah laku jemaat mencontoh sikap para rasul dan sikap Tuhan yang rela mati dan menyelamatkan manusia dalam menghadapi perjuangan hidup yaitu tekanan jasmani maupun penderitaan serta kesusahan hidup.
Bagi Paulus jemaat Tesalonika menjadi jemaat atau menjadi orang-orang yang dapat diteladani oleh orang-orang Makedonia dan Akhaya. Atau dengan kata lain “jemaat Tesalonika telah hidup sedemikian rupa sehingga orang-orang Kristen di Makedonia dan Akhaya dapat hidup menurut contoh atau teladan yang telah mereka lihat dari kalian”.
S O