Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 27 Januari 2013

Seorang anak laki-laki meminta ayahnya memecahkan sebuah teka-teki. Ia berkata, “Ada tiga ekor katak yang sedang duduk di sebuah batang kayu. Seekor katak memutuskan untuk melompat turun. Berapa sisa katak yang masih tinggal?”  Ayahnya menjawab, “Tentu saja dua ekor!” “Ayah salah!” Seru anak itu dengan gembira. “Ada tiga ekor katak yang tinggal, katak yang satu hanya memutuskan untuk melompat, tetapi ia belum melompat...” Perhatikanlah cara kita mendengar, kadangkala hanya sekedarnya tanpa menyimak dengan baik dan sepenuh hati. Akibatnya kita seringkali salah kaprah dalam menjawab atau menanggapi sesuatu. Dalam hal mendengarkan Firman Tuhan pun seringkali kita, tidak bersikap yang benar. Akibatnya kita tidak meresponi Firman Tuhan dengan tepat. Bahkan tidak jarang kita mengabaikan Firman Tuhan.

Dalam bukunya Christian Reflection, C.S. Lewis mengatakan bahwa seseorang yang hendak mengabaikan suara Allah akan mengikuti pesan ini: “Hindari ketenangan, dan setiap lintasan pikiran yang hendak mengembalikan kita kepada tujuan dan kehendak Allah. Pusatkan perhatian kepada uang, seks, status, kesehatan dan terutama keluhan anda. Terus hidupkan radio (TV, BB, Game, dll), hiduplah dalam keramaian...” C.S. Lewis memang benar, karena itulah sikap yang umumnya terlihat di tempat-tempat ibadah, pada saat Firman Tuhan diuraikan, sementara banyak orang yang tetap mengaktifkan handphone, asyik ber BB ria, menjawab telephone, mengirim sms, bahkan bermain game online! Jika kita bersikap demikian, bagaimana mungkin kita dapat memahami Firman Tuhan? Bagaimanakah kita dapat mengintrospeksi diri? Dan bagaimana kita dapat melakukan kehendak Allah? Karena itu melalui Nehemia 8:1-13, kita diingatkan bagaimana seharusnya sikap kita, tatkala mendengarkan Firman Tuhan:

1.    Memiliki kerinduan untuk mendengarkan Firman Tuhan. “maka serentak berkumpullah seluruh rakyat...........Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel.” (ay 2). Ayat ini menunjukkan adanya hati yang haus dan rindu dari umat Tuhan untuk mendengar Firman Tuhan. Sehingga mereka sendiri meminta supaya Taurat itu dibacakan, diuraikan sehingga pembacaan itu dimengerti (ay 9). Hal ini berlangsung bahkan sampai tengah hari (ay 4).     Apakah kita memiliki kerinduan mendengarkan Firman Tuhan?

2.    Memiliki kesungguhan dalam mendengarkan Firman Tuhan. “...Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.” (ay 4b).  “Penuh perhatian” disini berarti mereka betul-betul menyimak, fokus dengan baik isi pemberitaan Firman Tuhan supaya dapat dimengerti. Hal ini terjadi karena mereka memahami Firman Tuhan sangat penting bagi pemulihan kehidupan mereka dan masa depan mereka setelah mengalami keterpurukan dalam segala bidang. Apakah kita masih merasa Firman Tuhan itu penting? Sehingga mau mendengarkannya dengan penuh perhatian?


3.    Memiliki rasa hormat terhadap Firman Tuhan. “Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu.  Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji TUHAN....Kemudian mereka berlutut sujud menyembah....”  (ay 7- 8).  Di sini terlihat dengan jelas bagaimana rasa hormat umat  terhadap Tuhan dan FirmanNya. Dengan meletakkannya di tempat yang paling tinggi, tempat yang paling utama dalam ibadah dan umat meresponinya dengan berdiri sebagai rasa hormat terhadap Firman Tuhan yang dibacakan dan sujud menyembah dengan muka sampai ke tanah. Di masa kini terlalu banyak contoh yang dapat diungkapkan bagaimana “umat” yang tidak lagi memiliki rasa hormat  terhadap Tuhan dan FirmanNya  (Alkitab).  

4.    Memiliki kelembutan hati pada saat ditegur Firman Tuhan. “....karena semua orang itu menangis ketika mendengarkan kalimat-kalimat Taurat itu.” (ay 10b).  Inilah contoh umat yang tidak mengeraskan hatinya, sehingga ketika ditegur oleh Firman Tuhan mereka meresponinya dengan hati yang hancur, dengan penyesalan dan pengakuan dosa.


5.    Memiliki sukacita karena mengerti dan mengalami pemulihan lewat Firman Tuhan. (ay 11-13). Pada akhirnya umat mengalami sukacita yang luar biasa sebab hidupnya telah diperbaharui oleh Tuhan. Di mana mereka berbalik dari dosa, memisahkan diri dari cara hidup yang tidak berkenan (9:1-2). Selain itu, pengakuan bahwa hanya Engkau adalah TUHAN! (9:6). Dan akhirnya mereka juga berkomitmen untuk tetap taat dan setia melakukan Firman Tuhan (10:29). Akhirnya kita dapat melihat, lewat Firman Tuhan yang disampaikan  terjadilah kebangunan rohani yang luar biasa. Dan semua itu dapat terjadi hanya karena anugerah Allah dan bagaimana sikap kita ketika mendengarkan suaraNya  Amin.


RR