Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 11 Desember 2022

Bacaan Alkitab: Matius 11 : 2-11

Yohanes Pembaptis adalah orang yang mengenal siapa dirinya dan apa tugasnya. Ketika orang-orang Lewi bertanya kepada Yohanes Pembabtis, “Siapakah engkau?” Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: “Aku bukan Mesias.” (Yoh. 1:19-20). Ketika mereka terus bertanya tentang siapakah dirinya, ia menjawab: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” (Yoh. 1:23). Dari jawaban Yohanes itu tampak bahwa ia mengerti firman Allah dengan baik dan ia pun mengetahui dengan jelas siapa dirinya dan apa tugasnya. Ia bukan Mesias, tetapi ia datang untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.

Yohanes mengenal dengan baik siapa Tuhan yang dilayaninya. Ia berkata, “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus” (Mrk. 1:7-8; Yoh. 1:26-27). Pada keesokan harinya, ketika Yohanes melihat Yesus, ia menunjuk kepada-Nya dan memberikan kesaksian bahwa Dialah yang dimaksudkannya (Yoh. 1:29-34). Dia memberikan kesaksian yang baik tentang Yesus Kristus, bahwa Dia adalah Anak Allah (Yoh. 1:34), Anak Domba Allah (Yoh. 1:29), bahwa Dialah yang akan membabtis dengan Roh Kudus (Yoh. 1:33), dan yang diutus Allah (Yoh. 3:34).

Kendatipun demikian, ketika Yohanes di dalam penjara dan mendengar tentang pekerjaan Kristus, ia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” (Mat. 11:2-3). Mengapa ia menyuruh murid-muridnya bertanya demikian? Ada penafsir yang mengatakan, bahwa hal itu dikarenakan keragu-raguan Yohanes, yang mungkin timbul karena keadaannya sendiri. Karena bisa saja Yohanes tergoda untuk berpikir, jika Yesus adalah Mesias, mengapa dirinya diperhadapkan dengan masalah seperti ini dan harus berlama-lama di dalam penjara. Tetapi penulis tidak berpikir demikian, karena Yohanes adalah seorang yang mengenal dengan jelas siapa dirinya, apa tugasnya, dan siapa Tuhan yang dilayaninya. Penulis sepandangan dengan sebagian penafsir lain, yang mengatakan bahwa Yohanes mengutus murid-muridnya kepada Yesus dengan pertanyaan itu terutama bukan karena dirinya, melainkan terlebih demi para murid sendiri. Mereka itu lemah dalam pengetahuan, dan gampang goyah dalam iman, sehingga memerlukan pengajaran dan peneguhan. Selain itu, Yohanes selama ini sudah berusaha keras untuk menyerahkan murid-muridnya kepada Yesus Kristus (Yoh. 3:27-30) dan ia tahu bahwa waktu kematian dirinya sudah mendekat, maka ia mau agar murid-muridnya mengenal Yesus dengan lebih baik lagi, sehingga mereka percaya kepada-Nya dan segera mengikut Dia.

Jawaban Yesus memberikan sukacita yang memulihkan. Ia berkata: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Mat. 11:4-6). Kata-kata itu bukan saja meneguhkan iman para murid, tetapi memberikan sukacita yang memulihkan bagi Yohanes. Karya yang dilakukan Kristus dan kata-kata yang diucapkan-Nya menyatakan siapa diri-Nya.

Sesudah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes (Mat. 11:7-11). Dalam perkataan itu, kita melihat pujian yang tinggi dari Tuhan Yesus terhadap Yohanes Pembabtis. Pujian itu bukan hanya menghidupkan kembali perasaan hormat kepada Yohanes, tetapi juga untuk menghidupkan kembali nilai pekerjaannya. Jika ada di antara orang banyak yang terbersit pikiran bahwa Yohanes adalah orang yang lemah dan imannya goyah karena pertanyaannya melalui para muridnya, maka pikiran-pikiran semaacam itu akan segera dijauhkan. Yesus menjelaskan bahwa Yohanes adalah nabi, bahkan lebih besar dari nabi (Mat. 11:9), dan dia adalah orang yang dinubuatkan para nabi akan menjadi pendahulu Kristus (Mat. 11:10). Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang kebih besar dari Yohanes Pembabtis, kecuali Yesus Kristus (Mat. 11:11).

Pdt. Andreas Loanka