Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 27 November 2016
Kesusahan dan penderitaan bisa datang kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja. Penderitaan itu bisa berupa tekanan dari orang lain, kegagalan relasi, kehilangan pekerjaan, kegagalan usaha, sakit-penyakit, kematian orang yang dikasihi, serta rupa-rupa masalah lainnya. Kesusahan itu bisa menimbulkan pergumulan yang begitu berat, sehingga orang menjadi putus asa.
Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus juga tidak luput dari kesusahan dan pergumulan. Bahkan ada orang-orang yang mengalami penderitaan yang besar justru karena iman percaya mereka kepada Yesus Kristus. Contohnya: orang-orang percaya di Roma pada masa lalu, yang mengalami pengucilan dan penganiayaan dari oknum-oknum pejabat Romawi dan masyarakatnya yang anti Kristen. Di tengah pergumulan mereka yang berat itu, rasul Paulus mengingatkan mereka kepada pengharapan di dalam Kristus.
Orang-orang percaya harus tetap berpengharapan di tengah pergumulan. Paulus mengatakan kepada umat Tuhan bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Kristus telah mati dan bangkit untuk menebus dan menyelamatkan orang-orang percaya. Dia telah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Dia akan datang kembali dalam kemuliaan untuk menghakimi dunia dan membawa umat percaya untuk hidup bersamanya di dalam kemuliaan surgawi.
Kita diselamatkan dalam pengharapan. Oleh karena itu, di tengah-tengah pergumulan kita harus tetap setia dan tekun. Meskipun di dalam kesusahan dan penderitaan yang kita alami adakalanya kita belum melihat pertolongan Tuhan, namun kita harus tetap menaruh pengharapan kepada-Nya.
Percayalah bahwa Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik kepada setiap orang yang beriman kepada-Nya. Dia mengasihi, memelihara dan memberkati kita. Dia yang memilih, menentukan, memanggil, membenarkan, dan memuliakan kita (Rm. 8:29-30). Jadi, tetaplah memiliki pengharapan di tengah pergumulan!
AL