Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 16 Juli 2017

Perumpamaan tentang seorang penabur dalam Matius 13:1-23 mengangkat permasalahan petani untuk diterapkan pada pemberitaan firman Tuhan. Dikisahkan tentang seorang penabur yang keluar untuk menaburkan benih. Benih-benih itu jatuh di empat tempat yang berbeda, yaitu di pinggir jalan, di tanah yang berbatu-batu, di tengah semak duri, dan di tanah yang baik. Di tiga tempat yang pertama, benih itu tidak mendatangkan hasil, tetapi benih yang jatuh di tanah yang baik bertumbuh dan berbuah berlipat ganda.

Mengapa hal itu terjadi? Apakah penaburnya berbeda? Tidak, penabur benih di empat tempat itu adalah orang yang sama (Mat. 13:1). Apakah benihnya yang berbeda? Tidak, benih yang ditabur juga sama, yaitu firman Allah (Luk. 8:11; Mrk. 4:14). Bila penaburnya sama dan benihnya sama, lalu apa yang membuat perbedaan? Kesuburan tanah! Faktor kesuburan tanah merupakan faktor penentu yang sangat penting. Benih yang jatuh di tanah yang baik berbuah berlipat ganda. Ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang tiga puluh kali lipat. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa tanah yang baik dalam perumpamaan itu  adalah ”orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah” (Mat. 13:23).

Allah menghendaki agar orang-orang percaya dapat berbuah berlipat ganda. Untuk itu Ia telah menganugrahkan Putra Tunggal-Nya untuk menebus dosa, menyelamatkan dan memperbarui orang-orang percaya. Selain itu Ia juga telah mengaruniakan Roh Kudus untuk menolong agar orang-orang percaya dapat mengerti firman Tuhan dan melakukannya sehingga hidup mereka berbuah banyak. Perjanjian Baru berbicara tentang beberapa macam “buah” yang dapat dihasilkan orang-orang percaya, yaitu: orang yang dibawanya kepada Kristus (Rom. 1:13); kehidupan yang kudus (Rom. 6:22); persembahan yang dibawa kepada Allah (Rom. 15:26-28); segala pekerjaan yang baik (Kol. 1:10); serta buah Roh Kudus (Gal. 5:22-23) yang memiliki sembilan karakter, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtra, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

AL