Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 1 Juli 2018

Selama masih ada nafas kehidupan masih ada pengharapan. Oleh sebab itu janganlah cepat berputus asa kendatipun hidup susah dan penuh masalah. Jagalah agar pengharapan tetap menyala karena masa depan cerah pasti akan merekah.

Pengharapan membuat orang masih menginginkan dan mengharapkan keadaan yang lebih baik akan terjadi. Meskipun sekarang sakit dan terjepit, tapi ada pengharapan dapat bangkit dan melejit.

Pengharapan itu tentu perlu diletakkan pada dasar yang teguh, dan bukan pada landasan yang rapuh. Pengharapan Kristen diletakkan pada Yesus Kristus, yang adalah Allah dan Juruselamat manusia. Dialah yang memberikan kehidupan, berkat, dan masa depan yang mulia.

Dalam pengharapan itu ada proses penantian, bahwa apa yang diharapkan “nanti” akan terpenuhi. Waktu penantian itu kadang singkat, kadang lama. Pengharapan kepala rumah ibadat yang bernama Yairus agar anaknya sembuh (Mrk. 5:22-23), terpenuhi beberapa jam kemudian (Mrk. 5:41-42). Tetapi pengharapan wanita yang mengalami sakit pendarahan agar ia beroleh kesembuhan terpenuhi dua belas tahun kemudian (Mrk. 5:25-29).

Belajarlah dari perempuan yang mengalami sakit pendarahan selama dua belas tahun namun tetap memiliki pengharapan (Markus 5:25-34). Ia tidak berputus asa kendatipun telah berobat ke segala tabib namun tidak kunjung sembuh dan sudah menghabiskan uangnya untuk berobat tetapi keadaannya semakin parah. Ia tetap hidup berpengharapan walaupun mengalami penderitaan jasmani, sosial dan spiritual. Di dalam masyarakat Yahudi di mana ia berada, perempuan yang mengalami pendarahan dianggap najis (Im 15:25-27), sehingga ia tidak diperkenankan beribadah kepada Allah dan orang-orang lain pun menjauh darinya.

Penderitaan justru membuatnya menaruh pengharapan kepada Tuhan. Pada mulanya ia meletakkan pengharapannya kepada manusia, termasuk para tabib, namun hasilnya jauh dari harapan. Kemudian ia bertemu dengan Tuhan Yesus, dan ia menaruh pengharapan kepada-Nya dengan iman yang teguh. Ia datang kepada Tuhan Yesus dan menjamah jubah-Nya dengan iman (Mrk. 5:27-28).

Pengharapannya terpenuhi di dalam Tuhan Yesus melebihi apa yang ia pikirkan dan doakan. Ia mengharapan agar ia beroleh kesembuhan dari sakitnya, tetapi Tuhan Yesus selain menyembuhkan penyakitnya juga menyelamatkan dirinya. Tuhan Yesus berkata kepadanya “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (Mrk. 5:34).

AL