Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 30 Oktober 2016
Bacaan kita Lukas 19 : 1 - 10 menceritakan Zakheus si pemungut cukai yang menunjukkan satu langkah maju lagi yaitu kerendahan hati dan pertobatan. Zakheus adalah seorang pemungut cukai yang dibenci oleh masyarakat karena pekerjaannya penagih pajak bagi pemerintah Romawi. Masyarakat menganggap Zakheus sebagai pengkhianat bangsa. Seperti gambaran dari Pemazmur 32 : 1 - 7 merasa terkurung dalam dosa dan berharap pengampunan. Dalam ayat 7, Yesus menganggap Zakheus berharga walaupun semua orang bersungut-sungut dan menganggap Zakheus adalah pribadi yang menyebalkan bagi banyak orang.
Yesus berkata dalam ayat 9, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham”. Apa artinya kalimat itu? Yesus mau katakan bahwa Zakheus adalah keturunan Abraham dan berhak mewarisi janji Allah pada Abraham. Zakheus berjumpa dengan-Nya dan hidupnya diubahkan menjadi baru.
Tanda pertobatan Zakheus adalah Zakheus melakukan tindakan yang nyata yaitu memperbaiki cara hidupnya yang salah. Sentuhan Yesus yang penuh kasih telah mengubah jalan hidup Zakheus. Pertobatan Zekheus adalah perubahan sikap 180 derajat. Berubah dari sikap dosa dan berbalik kepada Yesus, serta menyadari jati diri kita yang sebenarnya, sebagai anak-anak Allah. Sama apa yang dikatakan dalam Yesaya 1 : 10 – 18, pertobatan berarti perubahan arah dan gaya hidup, apakah sesuai dengan nilai kemanusiaan dan keadilan Allah. Pertobatan berarti kesempatan untuk berhenti dari suatu perjalanan yang salah arah dan mengubahnya.
SO