Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 3 Juni 2018

Pada suatu hari Sabat para murid Tuhan Yesus melewati ladang gandum, lalu murid-murid-Nya memetik bulir-bulir gandum. Orang-orang Farisi menegur Yesus, apa yang dilakukan para murid tidak boleh dilakukan pada hari Sabat, termasuk dalam pekerjaan menuai. Apa reaksi Tuhan Yesus? Yesus tidak menyalahkan para murid menurut tradisi orang Yahudi. Yang dilakukan para murid salah tetapi di dalam Alkitab dicatat, Daud juga melakukan pekerjaan serupa. Ketika Daud dengan pengiring-pengiringnya kelaparan, mereka mengambil roti persembahan dan memakannya. Seperti kita ketahui orang-orang Farisi sedang mencari kesalahan Tuhan Yesus Kristus. Ini kesempatan untuk menyalahkan Yesus melalui perbuatan para murid.

Dalam Markus 2 : 27 - 28 tertulis, “Hari sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat”. Ayat ini menjadi dasar tentang hari Sabat. Hari Sabat bukan hanya sekedar ritual, tetapi lebih kepada esensinya yaitu melayani dan membebaskan hidup manusia, baik dari kekurangan dan kelaparan, juga dari dosa dan kejahatan.

Jadi peraturan itu dibuat untuk melayani dan membebaskan manusia, bukan untuk membelenggu atau memperhamba manusia. Tetapi, orang-orang Farisi memahaminya dengan berbeda dan mempergunakannya untuk mencari kesalahan murid-murid dan Yesus.

Kita harus kembali kepada maksud Tuhan mengadakan hari Sabat, dan jangan terjebak kepada ritual. Aturan hari Sabat ada supaya manusia hidup baik dan selamat, bukan supaya manusia menjadi lapar, mengalami kekurangan bahkan jatuh dalam perbuatan jahat.

SO