Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 10 Januari 2021
Manusia bisa percaya kepada Tuhan dan diselamatkan adalah karena kasih karunia-Nya. Allah yang memanggil seseorang dan melahir-barukannya melalui pekerjaan Roh Kudus, sehingga ia dapat mengalami pertobatan dan percaya kepada Tuhan Yesus serta dibenarkan di hadapan Allah. Tetapi sebagai orang percaya, ia harus hidup dalam pengudusan dan ketekunan dengan terus-menerus dibarui di dalam Tuhan.
Terus-menerus dibarui adalah suatu hal yang penting di dalam kehidupan setiap orang percaya. Ia menjalani proses pengudusan dengan terus-menerus dibarui, sehingga hidupnya semakin berkenan di hadapan Allah. Ketekunan iman, yaitu hidup dalam kebenaran dan melakukan pekerjaan baik seturut dengan kehendak-Nya, juga harus terus-menerus dibarui. Tuhan telah memberikan firman-Nya, yaitu Alkitab, untuk mengajarkan kebenaran dan memperbarui hidup orang-orang percaya. Ia pun telah mengaruniakan Roh Kudus untuk menuntun dan membimbing mereka.
Mari kita belajar dari Yohanes Pembaptis yang mau terus-menerus diperbarui di dalam firman-Nya dan ketekunan melayani Tuhan. Ia mempunyai pekerjaan penting yang harus ia lakukan, yaitu memberitakan kedatangan Tuhan Yesus dan mempersiapkan jalan bagi-Nya! Ia mau terus-menerus dibarui, sehingga dapat tetap mengetahui dengan jelas siapa dirinya, siapa Tuhan yang dilayaninya, dan apa misinya.
Ia mengenal diri dan tugasnya (Mrk. 1:1-3). Banyak pelayan-pelayan Tuhan yang tidak tahu diri dan tidak tahu tugasnya, sehingga mengalami kegagalan. Sangat beda dengan Yohanes Pembaptis yang sadar siapa dirinya dan tahu apa tugas panggilannya! Ketika orang-orang Lewi bertanya kepada-Nya, “Siapakah engkau?” Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: “Aku bukan Mesias.” (Yoh. 1:19-20). Ketika mereka terus bertanya tentang siapakah dirinya, ia menjawab: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” (Yoh. 1:23).
Ia mengenal Tuhan yang dilayaninya (Mrk. 1:7-8). Ia tidak hanya mengenal siapa dirinya, tetapi juga mengenal siapa Tuhan yang dilayaninya. Ia berkata, “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Pengenalan akan Tuhan membuatnya senantiasa meninggikan Tuhan (Mrk. 1:7a), rendah hati (Mrk. 1:7b), dan mengarahkan perhatian umat kepada Tuhan (Mrk. 1:8).
Ia mengenal isi beritanya dan tahu cara memberitakannya (Mrk. 1:4-6). Yohanes mengenal isi berita yang hendak dia sampaikan. Ia tahu bahwa isi beritanya adalah tentang Yesus Kristus yang datang untuk menyelamatkan dunia. Ia pun tahu bagaimana cara yang terbaik untuk memberitakannya. Pertama, ia mewujudnyatakan beritanya di dalam kehidupannya (Mrk. 1:6). Kedua, ia menyampaikan berita dari firman Tuhan dalam cara yang tegas dan relevan (Mrk. 1:4). Firman Allah disampaikan dengan cara yang menyentuh hati dan menjawab kebutuhan dalam sanubari para pendengarnya. Pelayanan Yohanes Pembaptis sangat berhasil guna. Banyak orang yang berbondong-bondong datang untuk mendengarkannya, bertobat dan menyerahkan diri untuk dibaptis.
Marilah belajar dari Yohanes Pembaptis yang mengenal siapa dirinya dan apa tugasnya, mengenal Tuhan yang dilayaninya, serta mengenal isi beritanya dan tahu cara memberitakannya dengan baik. Meskipun belum bisa menjalaninya secara sempurna, namun ada kerendahan hati untuk siap terus-menerus dibarui.
AL