Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 04 September 2011

Seorang murid Kristus harus berani menyampaikan kebenaran. Sama seperti Yesus Kristus, Sang Kebenaran, datang ke dunia untuk menyatakan kebenaran, demikian juga murid-murid-Nya harus berani menyampaikan kebenaran.

Di dunia yang dipenuhi dengan dosa, penyimpangan dan kebohongan ini, orang yang berani menyatakan kebenaran berarti siap pula untuk menghadapi penderitaan. Itulah resiko yang harus dipikul murid Kristus. Orang Kristen yang hanya diam ketika melihat ketidak-benaran yang terjadi tidaklah pantas menjadi pengikut Yesus, karena berani menyatakan kebenaran meskipun harus menderita adalah bagian dari memikul salib.

Penderitaan merupakan bagian integral dari kehidupan murid Kristus yang berani menyampaikan kebenaran. Yesus tidak menyembunyikan kenyataan itu. Ia malah berkata kepada murid-murid-Nya: "Seorang murid tidak lebih daripada gurunya atau seorang hamba dari tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya" (Mat. 10:24-25). Itu berarti jika Yesus Kristus, yang adalah Tuan dan Guru mereka, mengalami penolakan, penghinaan, bahkan penyaliban, maka janganlah seorang murid mengharapkan nasib yang lebih dari itu. Dalam Yoh 15:18 Ia berkata "Jika dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu".

Tuhan Yesus mengatakan, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala" (Mat. 10:16a). Seekor domba di tengah-tengah serigala pastilah sangat menderita. Serigala-serigala itu bisa melukai, menggigit dan memangsanya. Demikianlah penderitaan yang akan dialami seorang murid Kristus yang mau diutus untuk menyampaikan kebenaran-Nya.

Sebelum penderitaan terjadi, Tuhan Yesus telah memberitahukan hal itu kepada murid-murid-Nya. Mereka akan mengalami penderitaan yang datang dari masyarakat (Mat. 10:17a, 22a), pemuka-pemuka agama (Mat. 10:17b), para penguasa dan pemerintah (Mat. 10:18), bahkan dari sanak keluarga (Mat. 10:21). Mereka akan dibenci oleh semua orang (Mat. 10:22a), digiring (Mat. 10:18), diserahkan (Mat. 10:19), dianiaya (Mat. 10:23), bahkan ada yang dibunuh oleh karena nama-Nya (Mat. 10:26).

Dalam keadaan seperti itu, Tuhan Yesus menguatkan mereka untuk bertahan sampai akhir (Mat. 10:22b) dan tidak takut untuk terus memberitakan kebenaran yang mereka terima dari Tuhan (Mat. 10:26-27). Tuhan Yesus yang mengutus (Mat. 10:16a), Roh Kudus akan memberikan hikmat untuk mengatakan apa yang harus dikatakan (Mat. 10:19-20), dan Bapa yang memelihara dengan kasih-Nya yang ajaib (Mat. 10:29-30)

Dalam perikop ini tiga kali Tuhan Yesus menyatakan "jangan kamu takut", yaitu dalam ayat 26, 28, dan 31. Dari ayat-ayat itu terdapat tiga alasan mengapa murid-murid Kristus jangan takut menjadi utusan Kristus untuk menyampaikan kebenaran. Alasan pertama, karena kebenaran itu pada akhirnya pasti akan terungkap sebagai kebenaran (Mat. 10:26-27). Alasan kedua, karena orang-orang lain hanya dapat menganiaya dan membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa atas jiwa, sebab hanya Allah yang berkuasa untuk membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka (Mat. 10:28). Alasan ketiga, karena ada pemelihaaan yang ajaib dari Allah atas anak-anak-Nya yang diutus untuk menyampaikan kebenaran (Mat. 10:29-31).

Murid-murid Kristus harus berani menyampaikan kebenaran. Meskipun ada resiko yang harus dihadapi, tetapi mereka tidak berjalan sendiri. Ia senantiasa menyertai.. -AL-