Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 18 Oktober 2020
Keluarga adalah basis kegiatan pewarisan iman Kristen. Tetapi kenyataannya, pada masa sekarang banyak orang yang kurang menganggapnya penting. Kemajuan zaman memang membawa dampak positif, seperti kemakmuran, kehidupan yang serba mudah, dsb. Tetapi tidak bisa dipungkiri ada pula dampak negatif bahkan membahayakan, seperti pergaulan anak yang sukar dikendalikan dan pada pihak lain orangtua kurang memberi perhatian dan waktu untuk keluarga. Oleh karena itu, keluarga-keluarga Kristen perlu berhikmat di dalam kehidupan keluarganya, secara sengaja mengupayakan pewarisan iman bagi anak-anaknya.
Ulangan 6 : 4 - 9 menuliskan berbagai tanggung jawab bagi orangtua untuk mewariskan iman kepada anak-anak mereka. Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dari bagian Firman Tuhan ini :
*Haruslah engkau mengikatnya sebagai lambang di tanganmu
Orang-orang Yahudi biasa memakai sepuluh Firman Tuhan dengan diikatkan pada tangannya. Ini memiliki makna bahwa mereka ingin tangannya melakukan pekerjaan dan usaha sesuai Firman Tuhan. Demikian juga dalam mendidik anak-anak, orangtua Yahudi tidak memukul anak-anaknya, artinya menggunakan tangan dengan sebaik-baiknya. Hati-hati dengan tanganmu sebagai orangtua.
*Menjadi lambang di dahimu teladan hidup
Dahi digambarkan sebagai vision, memandang ke depan, artinya Firman Tuhan dijadikan pandu dalam memimpin keluarga dalam mendidik anak-anak.
*Menuliskannya pada tiang pintu rumahmu
Tiang rumah adalah penyanggah ketegaran dan kekuatan sebuah rumah, artinya keluarga-keluarga harus menjadikan Firman Tuhan penyanggah, dasar dalam seluruh kehidupan berkeluarga. Pada “tiang pintu rumahmu" juga bisa diartikan, seluruh isi rumah ini mengasihi TUHAN.
*Menuliskannya pada pintu gerbangmu
Pintu gerbang adalah tempat keluar masuk semua anggota keluarga, artinya seluruh kehidupan keluarga didasarkan pada Firman Tuhan, keluarga hidup di dalam terang Firman Tuhan sehingga menjadi teladan.
Dari poin-poin di atas, langkah nyata yang dapat dilakukan oleh orangtua pada zaman ini adalah :
1. Mendengar Firman Tuhan
Keluarga (Orangtua) yang baik mau mendengarkan perintah Allah dan mengerti perintah itu dengan sungguh-sungguh sehingga "tertanam dalam hati" dan menjadi bagian dari diri. Hal ini diperoleh melalui keteraturan dalam mempelajari Firman Tuhan, yaitu Alkitab. Dengan pimpinan dan pertolongan Roh Kudus, Firman Tuhan itu menjadi jelas bagi kita dan menjadi pedoman bagi keluarga.
2. Mematuhi
Pengetahuan saja tidaklah cukup. Selain mendengarkan, orangtua harus terus mematuhi ketetapan dan perintah Allah. Bila orangtua tidak menunjukkan keinginan untuk mematuhi Allah, pada gilirannya anak-anak mereka juga tidak akan memiliki keinginan untuk mematuhi orangtua mereka. Orangtua harus menjadi teladan terlebih dahulu di dalam mematuhi Firman Tuhan, dan anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat.
3. Mengajar
Bagaimana mengajarnya??
a. Dengan berulang-ulang
Alkitab menunjukkan bahwa mengajar bukanlah usaha yang hanya sekali dilakukan. Mengajar harus dilakukan orangtua dengan berulang-ulang siang dan malam. Berulang-ulang berarti tidak bosan-bosannya, bukan sekali-kali, tetapi terus-menerus, tak pernah berhenti, tak pernah bosan mengajarnya kepada anak anak.
b. Dalam kehidupan sehari hari
Pada saat kita duduk, berjalan, berbaring, dan bangun kita harus mencari kesempatan untuk mengajar. Kata kerja "duduk, berjalan, berbaring, dan bangun" adalah aktivitas sehari-hari manusia. Bangun, tidur, duduk lalu berjalan melakukan aktivitas lalu berbaring untuk beristirahat, artinya mendidik dengan seluruh aktivitas sehari-hari, dengan teladan hidup yang nyata sehari-hari.
Marilah sebagai orangtua Kristen, kita dapat membimbing anak-anak kita di dalam hikmat Tuhan, sehingga mereka menjadi generasi yang tangguh di dalam menghadapi tantangan zaman.
SO