Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 20 September 2020
Bersaksi bagi Tuhan harus dilakukan secara holistik, yaitu melalui kehidupan yang baik, pemberitaan Injil, pelayanan kasih dan kepedulian kepada sesama.
Tuhan menghendaki agar kita peduli kepada sesama, khususnya kepada mereka yang lemah. Pada saat membicarakan tentang penghakiman terakhir, perihal kepedulian itu diungkapkan-Nya dengan begitu gamblang. Ia mengatakan bahwa Ia akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia. Pada saat itu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Lalu Ia berkata kepada yang di sebelah kanan-Nya: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat. 25:31-34). Ia dengan tegas mengatakan, bahwa hal itu dilakukan-Nya karena mereka peduli kepada orang-orang yang lemah dan membutuhkan. Bahkan Ia mengidentifikasi diri-Nya dengan mereka yang lapar, haus, orang asing, tidak memiliki pakaian, sakit, dan terpenjara (Mat. 25:35-36), serta berkata: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40).
Peduli kepada sesama yang membutuhkan merupakan bagian dari kesaksian hidup kita sebagai orang yang beriman. Kita diselamatkan adalah karena kasih karunia Allah yang kita terima dengan iman (Yoh. 3:16; Ef. 2:8-9), tetapi sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, kita diciptakan baru di dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya (Ef. 2:10; 2Kor. 5:17). Salah satu wujud dari pekerjaan baik itu adalah kepedulian kepada sesama dan mau membantu mereka yang lemah. Hal itu selain merupakan natur baru kita di dalam Kristus, juga merupakan kesaksian hidup kita untuk memuliakan-Nya dan menjadi berkat bagi sesama.
AL