Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 16 Mei 2021
Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Mat. 5:8, LAI). “Bless are the pure in heart: for they shall see God” (Mat. 5:8, KJV).
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa untuk berbahagia/diberkati, sebagai orang-orang yang telah dibenarkan dan dikuduskan Allah, kita harus memiliki hati yang suci. “Hati” bukan semata menunjuk pada hati secara harafiah, melainkan segala sesuatu yang ada di dalam kita, termasuk pikiran dan perasaan kita, yang menjadi pusat kendali dari siapa diri kita dan apa yang kita lakukan. Orang yang suci hatinya dikatakan berbahagia, karena mereka akan bertemu Allah.
Pada saat berbicara tentang “suci hati,” kita sering mengartikannya sebagai hati yang bersih. Hal itu tidak salah, tetapi sesungguhnya pengertiannya lebih dari itu. Warren Wiersbe mengatakan bahwa “suci” (khataros) punya dua pengertian dasar, yaitu: “clean” (bersih) dan “anmixed” (tidak bercampur). Dalam ucapan bahagia, kata suci hati lebih tertuju kepada pengertian kedua, murni, tidak bercampur. Contohnya: susu adalah murni kalau tidak bercampur dengan air. Orang yang suci hatinya adalah orang yang menjaga dirinya tetap tertuju pada Allah (tidak kepada Mamon) dan mau menjaga hidup yang kudus. Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya yang boleh bertemu Tuhan (Mzm. 24:3-4).
Mereka akan bertemu Allah di masa yang akan datang maupun di masa kini. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus kelak akan melihat Allah: “… sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (1Yoh. 3:2-3). Namun dengan menjaga hati yang suci, pada masa sekarang ini pun Allah mau menyatakan diri pada kita sehingga kita dapat bertemu dengan-Nya. Kita dapat bertemu Allah melalui ciptaan-Nya (Mzm. 19:2; Rm. 1:19-20), penyertaan-Nya dalam segala keadaan (Rm. 8:28), dan firman-Nya.
Bagaimana dapat memiliki hati yang suci? Untuk itu kita harus ingat bahwa ada bagian Allah dan ada bagian kita. Allah telah mengerjakan bagian-Nya. Seperti yang dinyatakan dalam Efesus 1:3-14. Dia yang memberi anugerah kepada kita: “Allah telah mengaruniakan berkat rohani di dalam Kristus” (ay. 3). Dia yang memilih kita: “Di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (ay.4). Dia yang menebus kita di dalam Kristus (ay. 7-8). Dia yang mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (ay.5). Dia yang memberi Firman Tuhan dan Roh Kudus: Di dalam Dia, ketika kita mendengar Firman Tuhan dan percaya, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus (ay. 13). Roh Kudus adalah jaminan keselamatan kita (ay. 14).
Ada bagian kita yang harus kita kerjakan untuk memiliki hati yang suci. Langkah pertama ialah percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita (Yoh. 3:16; Rom. 10:9-10). Langkah selanjutnya adalah memiliki kemauan dan disiplin untuk bertumbuh melalui pengajaran Firman dan bimbingan Roh Kudus (Kol. 2:6-7; 2 Tim. 3:16). Hendaklah kita menyerahkan diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus dan tekun dalam membaca Firman Tuhan, sehingga kita akan mengalami pembaharuan dari dalam ke luar. Belajarlah dari Filipi 4:4-9 selaraskan hati, pikiran dan perbuatan (heart, head, hand) yang berkenan kepada Allah. Jaga hati (heart) melalui doa syukur (Flp. 4:4-7); jaga pikiran (head) melalui mengisinya dengan suatu yang benar, mulia, adil, suci dan sedap didengar, dan patut dipuji dengan cara mendengar dan mempelajari Firman Tuhan (Flp. 4:8-9a); serta jaga perbuatan (hand) dengan memelihara dan melakukan Firman Tuhan (Flp. 4:9b).
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Mat. 5:8). Orang yang suci hatinya adalah orang yang menjaga dirinya tetap tertuju pada Allah dan mau menjaga hidup kudus agar berkenan kepada Allah.
AL