Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 9 Mei 2021
Kapan waktu terbaik bagi anda untuk bermurah hati? Apakah saat anda memiliki banyak uang, berkelimpahan harta benda, memiliki banyak makanan atau saat semua kebutuhan anda sudah tercukupi? Mungkin beberapa dari kita berpikir akan lebih mudah bermurah hati saat hidup kita berkelimpahan. Namun pernahkah kita berpikir untuk bermurah hati dalam segala situasi dan kondisi? Bahkan saat kehidupan kita sedang berkekurangan? Dalam hal memberi seringkali kita terjebak pada pemikiran untung rugi. Berpikir apakah akan mendapatkan balasan yang baik atas apa yang telah diberikan. Jikalau fokus kita hanya kepada diri sendiri mungkin pemikiran seperti itu akan selalu ada. Namun saat ini kita bersama akan belajar dari khotbah Tuhan Yesus di bukit yang mengajak kita untuk tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tetapi juga bagi sesama.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya untuk hidup bermurah hati. Matius 5:7 menyatakan “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. Kata murah hati berasal dari kata eleemon yang artinya belas kasihan. Kata eleemon merujuk pada pemahaman memberi bantuan kepada yang menderita untuk meringankan penderitaannya. Oleh sebab itu, eleemon mengandung tiga nilai (1) Simpati, (2) Empati, dan (3) Pengampunan.
Tuhan Yesus menginginkan para murid-Nya untuk bermurah hati atau berbelas kasih kepada sesamanya yang sedang mengalami penderitaan atau pergumulan. Bermurah hati menunjukkan sikap diri yang mau hadir bagi sesama dengan bersimpati dan empati. Bermurah hati dapat kita lakukan dengan memberi diri, waktu, tenaga, dan yang terbaik yang bisa kita berikan. Oleh karena itu, bermurah hati tidak perlu menunggu saat hidup kita berkelimpahan, melainkan dapat kita lakukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Asalkan, kita memiliki sikap untuk mau memberi yang terbaik sebagai bentuk syukur atas kemurahan Tuhan dalam kehidupan kita.
Teruslah menjadi murid-murid Kristus yang bermurah hati, karena kita telah beroleh kemurahan Tuhan yang tidak pernah berhenti. Teruslah menjadi murid-murid Kristus yang bermurah hati, karena hidup kita akan berlimpah kebahagiaan dalam Tuhan. Tuhan Memberkati.
Pnt. Erma Primastuti Kristiyono