Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 23 Mei 2021

Hari ini sebagai gereja kita merayakan Pentakosta. Pentakosta adalah hari pencurahan Roh Kudus kepada orang percaya dan gereja. Roh Kudus yang diberikan kepada kita adalah “Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa” (Yoh 15:26) supaya setiap orang yang percaya tidak tinggal dalam kegelapan (Yoh.12:46).

Sebelum peristiwa Pentakosta, Yesus naik ke Surga, para murid hidup dalam ketakutan dan tidak tahu apa yang mereka akan lakukan. Tetapi kondisi ini berubah ketika Roh Kudus dicurahkan. Dalam Kisah Para Rasul 2:1-8, kita membaca dalam peristiwa pencurahan Roh Kudus semua orang mengerti, mendengar, memahami, dan mengenal satu dengan yang lain walau dari tempat berbeda. Bahkan semua orang percaya mengalami perubahan yang luar biasa, mereka menjadi berani. Mereka berani bersaksi tentang Yesus, keluar dari rasa takut dan keluar dari Yerusalem untuk mewartakan karya keselamatan Yesus bagi segala bangsa.

Jadi Pentakosta merupakan peristiwa ketika orang percaya diberi perlengkapan terakhir oleh Tuhan, yakni Roh Kudus. Peran Roh Kudus yang paling utama adalah membekali orang untuk bekerja dan berjuang. Roh Kudus adalah Allah yang bekerja di dalam kita.

Gereja Kristen Indonesia (GKI) memiliki tradisi yang indah untuk merayakan Hari Pentakosta. Di setiap Hari Pentakosta, Jemaat GKI menyerahkan persembahan syukur tahunan. Dalam menyiapkan persembahan syukur tahunan seharusnya dilandasi dengan motivasi yang benar, yakni: bahwa dari Tuhanlah datangnya segala yang boleh kita nikmati, maka wajar jika kita mempersembahkan milik kita untuk pekerjaan pelayanan Tuhan di gereja-Nya.

Oleh karena itu, setiap kali kita mempersiapkan dan kemudian menyerahkan persembahan syukur tahunan, kita diingatkan ulang akan pengakuan iman kita bahwa hidup hanya karena anugerah Tuhan dan bahwa segala milik kita berasal dari Tuhan. “Ya TUHAN, Allah kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus adalah dari tangan-Mu sendiri dan punya-Mulah segala-galanya.” (1 Tawarikh 29:16). Mari kita membawa persembahan syukur tahunan kita dengan pengakuan yang demikian.

SO