Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 29 Maret 2020

Dunia ini, termasuk Indonesia, pada saat ini sedang dilanda wabah penyakit yang dinamakan Covid-19. Penyakit yang cepat menular dan belum ditemukan obatnya ini dapat membuat umat Tuhan dilanda ketakutan dan semakin terpuruk imannya, tetapi dapat pula semakin bertumbuh imannya. Penyakit dan penderitaan, sama seperti uang dan kesenangan, bisa menjadi pencobaan yang menjatuhkan tetapi bisa pula menjadi ujian yang mempertumbuhkan.

Pencobaan bukan berasal dari Allah. Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini berasal dari Allah!” Allah adalah kudus, karena itu: a. Ia tidak dapat dicobai yang jahat; dan b. Ia sendiri tidak mencobai siapa pun untuk melakukan kejahatan (Yak. 1:13). Lalu dari mana datangnya pencobaan? Pertama, tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri (Yak. 1:14). Kedua, dicobai oleh dunia (Ef. 2:2; 1Yoh. 2:15-17). Ketiga, dicobai oleh Iblis yang penuh tipu muslihat (Ayb. 1-2; Ef. 6:11). Pencobaan itu bisa dalam bentuk kesenangan, tetapi juga bisa dalam bentuk penderitaan.

Allah mengijinkan pencobaan dihadapi oleh anak-anak-Nya sebagai ujian yang mempertumbuhkan. Salah satu contohnya adalah Ayub. Iblis yang mencobai Ayub dengan berbagai penderitaan (Ayb. 1-2), dan Allah mengijinkannya (Ayb. 1:12; 2:6). Ayub mengalami penderitaan yang sangat besar, tetapi ia dapat melaluinya dengan tetap percaya dan bersandar pada Allah (Ayb. 1:20-22; 2:10). Hasilnya Ayub semakin bertumbuh dalam iman dan semakin mengenal Allah (Ayb. 42:5). Pada akhirnya Allah memulihkan Ayub dengan keadaan yang dua kali lebih baik dari keadannya dahulu (Ayb. 42:10).

Ada beda antara ujian dan pencobaan, kendatipun keduanya hampir sama dan bisa bertumpu pada kejadian yang sama. Ujian itu pada hakekatnya baik, tetapi pencobaan itu tidak baik bagi seseorang. Ujian berasal dari Tuhan, sedangkan pencobaan berasal dari iblis, dunia dan keinginan sendiri. Ujian bertujuan untuk memurnikan dan mempertumbuhkan iman seseorang, sedangkan pencobaan bertujuan untuk menjatuhkan iman dan menghancurkan kehidupannya.

Di saat umat Tuhan menghadapi suatu pencobaan yang berat, bagaimana cara menghadapinya? Hadapilah pencobaan itu dengan pertolongan Tuhan, yaitu: A. Jangan mau diintimidasi oleh pencobaan, tetapi berpeganglah pada janji Tuhan untuk dapat bertahan (Yak. 1:12). B. Tidak berbuat dosa meskipun mengalami pencobaan (Yak. 1:14-15) dan berpeganglah pada firman-Nya di dalam menghadapi pencobaan (Yak. 1:18-19,22; Mat. 4:4, 7, 10). C. Tetap mengimani kebaikan Tuhan di tengah pencobaan (Yak. 1:13, 16-17) dan mendekatkan diri pada-Nya di dalam doa serta meminta pertolongan-Nya (Mzm. 50:15; Mat. 26:41).

AL