Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 22 Maret 2020
Covid-19 sedang melanda dunia, termasuk Indonesia. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona, yang penularannya sangat cepat dan belum ada vaksin serta obatnya. Wabah penyakit itu bukan hanya ada di luar sana, tetapi juga sudah melanda negeri kita. Tidak sedikit saudara-saudara sebangsa kita yang telah menjadi korbannya.
Kita harus turut mendukung pemerintah yang sedang berusaha menanggulangi wabah Virus Corona. Karena serius dan luasnya wabah ini, pemerintah tidak bisa melakukannya sendirian. Pemerintah membutuhkan dukungan segenap masyarakat. Kita sebagai gereja, juga adalah bagian dari masyarakat, yang tidak boleh berdiam diri dan berpangku tangan. Mengikuti himbauan pemerintah adalah bagian dari sikap ketaatan kita kepada Allah (Rm. 13:1-2). Kita harus terus berdoa sambil tetap menjaga daya tahan tubuh, makan makanan yang bergizi, cukup istirahat, berjemur di bawah sinar matahari, menjauhi keramaian dan kontak fisik dengan orang lain.
Di tengah-tengah situasi ini, hendaklah kita senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, Sang Gembala yang baik. Ia mengenal dan dikenal oleh domba-domba-Nya (Yoh. 10:1-5). Ia mengasihi dan memperhatikan keselamatan domba-domba-Nya (Yoh. 10:6-9a). Ia telah memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh. 10:11-18, 27-30). Ia datang kepada domba-domba-Nya supaya mereka ”mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10).
Janganlah kuatir akan kekurangan, sebab Tuhan mencukupkan. Jangan ikut-ikutan ”panic buying” dan jangan menumpuk kebutuhan-kebutuhan pokok secara berlebihan. Tuhan adalah Gembala yang baik, yang mencukupkan kebutuhan domba-domba-Nya, baik kebutuhan jasmani, mental, maupun rohani (Mzm. 23:1-3). Di tengah situasi krisis ini, umat Tuhan justru terpanggil untuk saling peduli dan saling menolong terhadap sesamanya. Bila ada saudara, teman, tetangga atau orang lain yang sedang berkekurangan, jadilah kepanjangan tangan Tuhan untuk menolong mereka. Bila diperlukan, sampaikan juga kepada Koordinator Wilayah, Komisi Diakonia, atau Majelis Jemaat agar dapat turut membantu.
Janganlah takut akan bahaya maut, sebab Tuhan beserta kita. Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman dan bayang-bayang maut, kita tidak perlu takut bahaya, sebab Tuhan menyertai kita. Gada-Nya dan tongkat-Nya, yang melambangkan kuasa-Nya dan kasih-Nya, itulah menghibur kita (Mzm. 23:4). Kita tidak usah gentar terhadap ancaman musuh, karena Dialah yang membela kita di hadapan lawan kita (Mzm. 23:5). Musuh yang saat ini mengancam kita, yaitu wabah penyakit, tidak perlu kita takutkan. Tetaplah mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan, sambil menjaga kesehatan dengan hikmat-Nya. Percayalah bahwa kebajikan dan kemurahan Tuhan akan menyertai kita seumur hidup kita (Mzm. 23:6).
AL