Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 18 Januari 2015

Kita dipanggil untuk mengikut Yesus. Tuhan Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Namun Ia juga melanjutkan panggilan itu dengan berkata, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”  

Dalam panggilan Tuhan Yesus itu ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama-tama, Tuhan Yesus memanggil setiap orang untuk datang dan mengikut Dia. Ini adalah langkah yang paling mendasar, yaitu mengikut Yesus.   

Mengikut Yesus artinya percaya  kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi serta hidup di dalam Dia. Hal ini merupakan tindakan yang menentukan dan bersifat pribadi. Keputusan itu harus Saudara ambil sendiri, bukan diputuskan oleh orang lain. Keputusan itu sangat menentukan konsekuensi yang akan Saudara terima. Alkitab berkata, “Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16b). Orang yang telah menerima Kristus harus tetap tinggal di dalam Dia (Kol. 2:6-7). Hal ini membuat hidupnya menghasilkan buah (Yoh. 15:5).

Kedua, Tuhan Yesus memanggil setiap orang percaya untuk memikul kuk yang Ia pasang dan belajar kepada-Nya. Yesus tidak saja mengajak kita untuk mengikut Dia, tetapi Ia juga menyuruh memikul Kuk-Nya. Kedua tindakan ini, datang kepada-Nya dan memikul Kuk-Nya, merupakan dua tingkat penyerahan diri berbeda yang harus diambil setiap orang percaya. Selama berabad-abad, berjuta-juta orang telah datang kepada Kristus dan telah menerima keselamatan yang dijanjikan-Nya. Tetapi banyak diantara mereka yang gagal memikul kuk penyerahan diri dan belajar kepada-Nya.

Memikul kuk-Nya berarti menyerahkan diri untuk diarahkan dan dipimpin oleh-Nya. Sebagaimana seorang petani yang punya dua ekor lembu. Kedua lembu itu tidak dapat mengetahui keinginan pak tani dan selalu hendak berjalan menurut kehendaknya sendiri. Tetapi setelah lembu-lembu itu memikul kuk yang dipasang pak tani, maka pak tani dapat dengan mudah menuntun dan mengarahkan kedua lembu itu. Dengan tunduk kepada kuk itulah kedua lembu itu dapat mengerti keinginan pak tani. Begitu juga dengan kita, dengan kesediaan memikul kuk yang Tuhan pasang kita akan mengerti kehendak-Nya dan dengan demikian kita baru bisa belajar kepada-Nya. Dengan memikul kuk yang Tuhan pasang kita baru bisa bekerja dan melayani sesuai dengan isi hati Tuhan.

Ketiga, Tuhan memanggil kita untuk mendapat syalom. Yesus menjanjikan kelegaan dan ketenangan. Ia berkata, “Aku akan memberikan kelegaan kepadamu… dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Mat. 11: 28b dan 29b). Orang yang letih lesu dan berbeban berat justru dipanggil untuk memikul kuk Kristus, dan hasilnya adalah kelegaan dan ketenangan!  Ajaib bukan?

Mengapa hal ini bisa berhasil? Sebab damai sejahtera yang sesungguhnya adalah hasil ketaatan sempurna pada kehendak Tuhan. Hal itu tidak dapat dicari secara langsung, tetapi datang sebagai hasil nyata dari penyerahan diri kepada Tuhan. Kita diciptakan untuk memuliakan Allah dan melaksanakan kehendak-Nya, maka jika mengikut Dia dan mentaati kehendak-Nya kita akan mengalami kehidupan yang indah, selaras, harmonis dan bahagia.

Kuk yang Tuhan Yesus berikan itu sangat cocok bagi kita masing-masing, sehingga kita dapat merasa enak dan ringan dalam memikulnya (Mat. 11:30). Berjalanlah di bawah tuntunan Tuhan, maka Saudara akan mengalami ketenangan dan kelegaan. Bekerjalah bersama Tuhan, maka Saudara akan berkarya dengan penuh sukacita, baik keadaan lancar maupun penuh tantangan.

Saudara, apakah berat beban hidupmu? Apakah Saudara merasa letih lesu dan kecewa akan kehidupanmu yang hampa? Dengarkanlah panggilan Tuhan Yesus, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.  Pikullah kuk  yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan “(Mat. 11:28-30).  

Bagaimana respon Saudara? Datanglah kepada Tuhan Yesus dan ikutlah Dia. Pikullah kuk Kristus dan belajarlah kepada-Nya. Dapatkanlah damai sejahtera sejati di dalam Tuhan!
    

AL