Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 11 January 2015
“Kasih Allah amat besar. Tidak dapat dilukiskan. Lebih tinggi dari bintang namun mencapai dunia.” Itu adalah penggalan lagu karya F. M. Lehman yang merupakan luapan isi hatinya. Lehman telah mengalami sentuhan kasih-Nya. Sentuhan kasih Allah yang teramat indah itu digubahnya menjadi sebuah lagu yang telah menjadi berkat bagi banyak orang.
Apakah Saudara sudah mengalami sentuhan kasih Allah?
Sentuhan kasih Allah bisa dirasakan melalui anugerah umum-Nya. Setiap hari Ia menghampiri dan menyentuh manusia melalui segarnya udara pagi, sejuknya air, dan cerahnya mentari. Ia menyemarakkan hidup kita dengan harum semerbak bunga-bunga di taman dan kicauan merdu burung-burung di pepohonan.
Sentuhan kasih Allah dapat pula kita alami melalui penyertaan, perlindungan dan pemeliharaan-Nya. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan kita dicukupi-Nya. Di dalam kesusahan dan tantangan hidup yang kita alami, Ia menyertai dan memberikan jalan keluar. Ia mengimbangi duka kita dengan sukacita. Ia mengganti air mata kesedihan dengan mata air kebahagiaan. Ia sedemikian mengasihi dan peduli pada kita. Kita diibaratkan seperti “biji mata-Nya”. Ia menyertai, melindungi dan memelihara kita dengan kasih sayang yang besar.
Sentuhan kasih Allah semakin nyata melalui karya kasih-Nya yang menyelamatkan. Kepada manusia yang berdosa, papa, tercela, dan seharusnya binasa, Ia nyatakan kasih-Nya yang sedemikian besar. Alkitab berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3 : 16).
Kasih Allah amat besar. Ia telah terlebih dahulu mengasihi kita ketika kita masih berdosa dan menjadi seteru-Nya. Alkitab juga menyatakan: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5 : 8). Kita yang seharusnya binasa karena dosa, akhirnya memperoleh keselamatan karena belas kasih-Nya.
Ia telah memberikan Putra-Nya yang tunggal untuk kebaikan dan keselamatan kita. Ia juga memimpin, melindungi, memelihara dan memberkati kehidupan kita. Bagaimana respon kita kepada-Nya?
“Sentuhan kasih-Mu membangkitkan kasihku!” Itulah yang penulis alami. Mungkin hal itu juga menjadi pengalaman Saudara. Ya, sentuhan kasih Allah hendak membangkitkan kasih kita kepada-Nya.
Mengasihi Allah mendorong kita untuk mau lebih mengenal-Nya. Pengenalan akan Allah dimulai dengan Firman-Nya. Mencintai Dia membuat kita rindu untuk semakin mengenal-Nya, dan semakin kita mengenal-Nya maka kita akan semakin mencintai Dia.
Mengasihi Allah memotivasi kita untuk memuliakan-Nya dan menyembah-Nya. Kita diciptakan untuk memuliakan-Nya (Yes. 43:7). Bahkan Alkitab mengatakan bahwa “Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia : Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Rm.11:36). Jika kita mengasihi Dia, kita tentu akan memuliakan Dia dan hanya beribadah kepada-Nya (Luk. 4:8).
Mengasihi Allah membuat kita senantiasa merindukan diri-Nya dan suka mendengar perkataan-Nya. Hal ini dapat diibaratkan seperti orang yang sedang jatuh cinta, di mana ia selalu rindu untuk berada dekat dengan kekasihnya dan berbincang-bincang dengannya. Kasih akan Allah membuat pemazmur berkata, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” (Mzm. 42:2). Kasih akan Tuhan membuat Maria dari Betania “duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya” (Luk. 10:39).
Mengasihi Allah berarti kita menempatkan Dia di tempat yang paling utama di hati kita. Tuhan Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mat. 22:37). Itu berarti kita harus mengasihi Allah dengan segenap keberadaan kita dan menempatkan dia sebagai prioritas utama.
Mengasihi Allah memampukan kita untuk senantiasa mentaati Dia. Tuhan Yesus berulang kali berkata, “Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yoh. 14:15, 23; 15:10). Orang yang mengasihi Dia akan dengan senang hati melakukan kehendak-Nya : “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku” (Mzm. 40:9).
Kiranya sentuhan kasih Allah dapat kembali kita rasakan. Biarlah kita dapat menyadari dan menikmati sentuhan kasih-Nya yang tiada tara. Semoga sentuhan kasih Allah membangkitkan kasih kita kepada-Nya. -AL-