Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 12 Juni 2011

Lina Sandell Berg, adalah seorang yang diutus oleh Tuhan untuk mengobarkan kebangunan rohani di Skandinavia pada akhir abad ke-19. Lina dibesarkan dalam keluarga Kristen. Ia adalah anak seorang pendeta dan memiliki bakat menulis lagu.


Salah satu lagunya yang sangat terkenal, ‘Day by Day’, lahir dari suatu tragedi yang terjadi dalam hidupnya. Ketika berusia sekitar 25 tahun, Lina berlayar bersama ayahnya. Pada saat itu terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan ayah yang sangat dikasihinya tenggelam di depan matanya. Lina lalu menumpahkan kesedihannya dalam lagu,

“Help me then in every tribulation so to trust Thy promises,
O Lord, that I Lose not faith’s sweet consolation offered me
within Thy holy word
Help me, Lord, when toil and trouble meeting, e’er to take,
as from a father’s hand, one by one, the days, the  moments
fleeting, till I reach the promised land.”

Lagu ini menjadi terkenal ketika dinyanyikan dan digubah oleh Oscar Ahnfelt. Pada waktu itu, ternyata terdapat banyak  yang menentang terhadap kebangunan rohani yang melanda Skandinavia. Bahkan, Raja Karl XV mengeluarkan petisi yang melarang Oscar menyanyi dan berkhotbah! Oscar lalu mengambil keputusan untuk menghadap raja, dan ia meminta Lina untuk menulis lagu khusus. Lina kemudian menulis lagu dengan pembukaan, “Who is it that knocketh open your heart’s door”?

Raja pun mendengarkan Oscar menyanyikan lagu itu dan air matanya berlinang. Setelah selesai, ia menjabat tangan Oscar sambil berkata, “ You may sing as much as you desire in both of my kingdom.”

Kesaksian di atas menunjukkan bahwa, melalui talenta yang Lina dan Oscar miliki, mereka dipakai Tuhan menjadi berkat yang besar bagi bangsanya. Namun yang lebih hebat lagi Tuhan justru memakai  tragedi dan tantangan yang mereka alami untuk melahirkan karya-karya agung yang dapat menaklukan hati banyak orang untuk tersungkur menyembah Kristus, Raja  di atas segala raja.

Tuhan memang mengutus kita murid-muridNya  untuk menjadi saksiNya. (Mat 28: 19-20). Kita bukanlah orang-orang yang sekedar dipanggil ‘dari’ tetapi kita juga adalah orang-orang yang dipanggil ‘untuk’. Artinya kita adalah orang-orang yang  telah dipanggil dari kegelapan dunia, kini kita diutus kembali untuk menjadi berkat bagi dunia. (1 Pet 2:9-10). Dan yang menguatkan di dalam pengutusan kita, Tuhan tidak mengutus kita dengan tangan hampa, tetapi Dia memperlengkapi kita dengan kuasa Roh Kudus. (Kis 1:8). Sehingga melalui kuasa Roh Kudus lah kita dapat memperoleh berbagai karunia untuk melayani, tanda-tanda mujizat, dan penuaian banyak jiwa yang dipersembahkan kepada Kristus Tuhan. (Mark 16:15-20; Kis 2:1-40).

Itu sebabnya murid-murid Kristus, kini tidak gentar lagi menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang mereka alami dalam pemberitaan Injil sebab mereka percaya ‘Siapa’ yang mengutus mereka dan ‘Kuasa Apa’ yang memperlengkapi dan menyertai mereka dalam pelayanan (Kis 4:1-22). Itu juga yang ditunjukkan Lina Sandell Berg dan Oscar Ahnfelt, tidak ciut hatinya bahkan ketika harus berhadapan dengan seorang raja sekalipun. Demikian pulalah seharus kita, yang kini mendapat tongkat estafet pemberitaan Injil, marilah dengan rendah hati dan ketulusan, dengan hikmat Tuhan serta keberanian menjadi saksiNya. Billy Graham berkata: “Sesungguhnya dunia tidak pernah menutup pintu terhadap pemberitaan Injil, mereka malah menanti Kabar Baik. Kitalah orang-orang percaya yang justru menutup pintu pemberitaan Injil melalui; keengganan kita, cara-cara kita dan ketakutan kita.”

Sebab itu di hari Pentakosta ini, buanglah semua ketakutan, keengganan kita untuk ber PI, serta cara-cara kita yang tidak bijak. Marilah kita belajar seperti murid yang memperlengkapi diri serta mengandalkan kuasaNya. Tuhan pasti menyertai dan meneguhkan setiap pemberitaan InjilNya. (Mark 16:20). Amin. - RR -