Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 15 November 2020

Pada saat presiden baru terpilih, ia memilih orang-orang yang dapat dipercaya untuk membantunya, yang kita sebut sebagai menteri. Betapa bangga dan bahagianya orang-orang yang terpilih, karena dapat menjadi pembantu orang nomor satu di negara mereka.

Menjadi pembantu presiden sudah begitu membanggakan dan membahagiakan, apalagi menjadi pembantu Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan, yaitu hamba Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Umat Tuhan adalah hamba-hamba Tuhan yang diberikan kepercayaan oleh-Nya. Tuhan menghendaki agar kita menjadi hamba yang dapat dipercaya, yaitu menggunakaan setiap kepercayaan Tuhan dengan penuh tanggung jawab, baik dan setia.

Tuhan Yesus berkata: “Hal Kerajaan Sorga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka” (Mat. 25:14). Masing-masing hamba diberikan talenta menurut kesanggupannya. Yang seorang diberikan lima talenta, yang seorang lagi dua telenta, dan yang seorang lain lagi satu talenta.

Berapakah nilai satu talenta? Talenta adalah ukuran timbangan sebesar 3000 syikal (1 syikal = 11,4 gram), yaitu kurang lebih 34 kg. Dalam Perjanjian Baru, talenta adalah jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu 6000 dinar. Satu dinar adalah upah seorang pekerja dalam satu hari (Mat. 20:2). Jika gaji buruh pada saat ini diperhitungkan Rp 100.000 perhari, maka nilai satu talenta sama dengan Rp 600 juta.

Masing-masing hamba menerima sejumlah modal yang sangat besar sekali dari tuan mereka, yaitu 5 talenta (sekitar 3 Milliard), 2 talenta (sekitar 1,2 Milliard), dan 1 talenta (sekitar 600 juta), namun respon mereka tidaklah sama. Hamba yang menerima lima talenta: “segera pergi” (Yunani: eutheos = immediately) dan “menjalankan uang itu” (Yunani: ergastos = bekerja, berdagang), dan beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat hal yang sama dengan hamba pertama dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta ”pergi” dan ”menggali lobang di dalam tanah” lalu ”menyembunyikan uang tuannya.” Hamba yang pertama dan kedua setia, aktif dan progresif, tetapi hamba yang ketiga malas, pasif dan regresif.

Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba-hamba yang menerima lima dan dua talenta mengembalikan uang tuannya beserta laba yang sesuai dengan jumlah talenta yang mereka terima. Setelah mendengarkan pertanggung-jawaban hamba yang pertama dan hamba yang kedua itu, sang Tuan itu memberikan pujian dan upah yang sama kepada mereka. Walaupun yang satu menghasilkan lima talenta dan yang lain menghasilkan dua talenta, tetapi mereka dapat perlakuan yang sama, sebab mereka telah menggunakan talenta yang ada pada mereka dengan baik dan setia. Tuan itu memberikan pujian dan upah bagi mereka dalam tiga cara: Pertama, ia menyebut mereka “hamba yang baik dan setia.” Kedua, karena mereka telah setia mimikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka tuannya memberikan kepada mereka tanggung jawab dalam perkara yang besar. Ketiga, ia mengundang mereka untuk masuk dan turut dalam kebahagiaannya.

Sementara kita senang mendengar pujian dan upah sang Tuan kepada kedua hamba itu, kini kita lihat suatu teguran dan hukuman bagi hamba ketiga. Hamba ketiga yang menerima satu talenta itu tidak menghasilkan apa-apa karena ia tidak bekerja, melainkan menyembunyikan talentanya. Tuan itu menyebutnya sebagai “hamba yang jahat dan malas” (ay. 26), juga “hamba yang tidak berguna” (ay. 30a). Kemudian iapun memberikan hukuman dengan mencampakkannya ke dalam kegelapan yang paling gelap (ay. 30b).

Apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus tentang ketiga hamba itu mengajarkan kepada kita agar kita menjadi hamba yang dapat dipercaya. Jangan lalai mempergunakan talenta yang Tuhan karuniakan kepada kita. Hendaklah kita memakai talenta yang dikaruniakan-Nya dengan setia, aktif, progresif dan berhasil guna. Biarlah ketika Tuhan Yesus datang kembali, Ia mendapati kita sebagai hamba yang baik dan setia. Tentu kita akan sangat Bahagia mendengar Tuhan Yesus berkata kepada kita: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu.” (Matius 25:21, 23)

AL