Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 01 January 2012
Dunia kita memiliki banyak mitos tentang tahun baru. Salah satunya adalah mitos dari Daratan Tiongkok. Konon gegap gempita perayaan memasuki tahun baru dengan beraneka macam petasan, kembang api, dan musik yang keras, sebenarnya merupakan cara mengusir setan-setan dan kuasa jahat lainnya, yang datang untuk mencuri keberuntungan yang ada di tahun yang baru.
Melalui mitos ini kita dapat membaca pesan yang ada di dalamnya, yaitu selain sukacita, ada pula perasaan cemas dalam diri manusia ketika memasuki tahun yang baru. Cemas tentang hal-hal yang buruk yang bisa saja terjadi di tahun yang mendatang. Tentu saja keadaan yang buruk itu akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, dari bisnis, kehidupan rumah tangga, pekerjaan dan lain sebagainya.
Hal-hal yang akan terjadi di tahun yang baru ini memang tidak kita ketahui. Bisa baik, bisa kurang baik, dan bisa juga tidak baik. Kendatipun demikian, kita tahu satu hal, yaitu kita hidup di dalam waktu Tuhan.
Hidup di dalam waktu Tuhan berarti ada penyertaan Tuhan untuk menjalani waktu sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun baru ini, tetapi kita tahu bahwa kita tidak berjalan sendiri, sebab ada tangan Tuhan yang memimpin langkah-langkah kita. Ada suka dan duka yang harus kita hadapi, tetapi kita mau menjalaninya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Bagaimana hidup di dalam waktu Tuhan? Dalam Efesus 5:15–21 ada empat nasihat bagi kita untuk hidup di dalam waktu Tuhan.
Pertama, perhatikan dengan seksama bagaimana kamu hidup. Paulus menuliskan, "Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif" (Ef. 5:15). Kata "seksama" yang digunakan adalah "akribos", yang mengandung arti benar, akurat, konsisten, dan sempurna. Jadi, hidup dalam waktu Tuhan janganlah sembrono seperti orang bebal, melainkan hiduplah dengan benar dan baik secara konsisten.
Hidup dalam waktu Tuhan membutuhkan evaluasi diri terhadap hidup yang telah dilalui, memperbaiki hidup saat ini, dan meningkatkan kehidupan yang akan datang. Perlu ada evaluasi diri yang dilakukan secara teratur untuk mengetahui di mana kita sudah baik, kurang baik, atau belum baik. Selanjutnya, perlu pula secara konsisten memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Sarana yang paling baik untuk itu adalah dengan membaca firman Tuhan dan mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari. Memang firman Tuhan itu bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim. 3:16). Bila hal ini dapat dijalani dengan konsisten, maka hidup kita akan semakin baik, benar, bahagia dan berkenan kepada Allah.
Kedua, pergunakan waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Pada saat Paulus menulis, "pergunakanlah waktu yang ada" (Ef. 5:16a), kata "waktu" yang dipakai adalah "kairos". Sebenarnya ada kata lain yang menunjukkan konsep waktu, yaitu "kronos". Kata kronos berarti rentang waktu, yang ditandai dengan tahun, bulan, hari, jam, menit dan seterusnya. Sedangkan kata kairos merupakan suatu bagian dari waktu dalam kehidupan, yang ditandai dengan terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang penting. Itu sebab kairos disebut juga sebagai moment atau kesempatan. Jadi, di dalam menjalani hidup di dalam waktu Tuhan, orang-orang percaya harus menggunakan setiap kesempatan dengan baik.
Hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:16b). Pada saat-saat ini Iblis, jalan dunia dan hawa nafsu daging terus berupaya menjatuhkan dan mencengkeram manusia (Ef. 2:2–3 ; 6:12). Oleh karena itu kita harus menggunakan setiap kesempatan yang ada dengan bijaksana seturut dengan kehendak Tuhan.
Ketiga, berusahalah untuk mengerti kehendak Tuhan (Ef. 5:17). Kita hidup di dalam waktu Tuhan, maka berusahalah untuk mengerti kehendak Tuhan di dalam menjalani hari-hari kita. Janganlah menjadi bodoh dengan menyia-nyiakan waktu yang ada. Marilah kita berusaha mengerti kehendak Tuhan dan menggunakan setiap kesempatan sesuai dengan kehendak-Nya.
Keempat, hidup dipimpin oleh Roh Allah (Ef. 5:18-21). Janganlah bermabuk-mabukan, sebab kebiasaan itu mendatangkan banyak kejahatan, tetapi hendaklah kita dipenuhi Roh Allah dan dipimpin oleh-Nya. Hendaklah kita banyak membicarakan perihal Tuhan, mengutip mazmur serta puji-pujian, dan menyanyikan lagu-lagu rohani dengan tulus hati. Hendaklah kita selalu mengucap syukur kepada Allah dan Bapa kita dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, serta menghormati Kristus dengan hidup yang saling melayani.
Kita hidup di dalam waktu Tuhan. Meskipun kita tidak tahu apa yang terjadi di masa yang akan datang, tetapi kita tahu dengan jelas bahwa tangan Tuhan memimpin kita. Oleh karena itu kita tidak perlu takut dan cemas.
Sebagai anak-anak Tuhan yang hidup di dalam waktu-Nya, hendaklah kita memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, mempergunakan waktu yang ada, berusahalah untuk mengerti kehendak-Nya, serta hidup dipimpin oleh Roh Kudus. - RR-