Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 21 Maret 2021

Telepon di rumah kami pernah mati. Telepon itu masih utuh, tetapi ia tidak dapat difungsikan. Setelah petugas perbaikannya datang, baru diketahui bahwa hubungan telepon ke pusat Telkom terputus karena adanya kabel yang digigit tikus. Putusnya hubungan telepon dengan pusatnya menyebabkan telepon itu mati.

Alkitab mengatakan: “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” (Ef. 2:1). Dosa dan pelanggaran telah menyebabkan manusia mengalami kematian rohani, yaitu terpisah dari Allah. Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23), dan upah dosa adalah maut (Rm. 6:23a). Perbedaan antara satu orang berdosa dengan yang lainnya hanya dalam proses pembusukannya saja.

Dosa menyebabkan kematian, namun mengapa manusia mau hidup dalam dosa? Dari penjelasan rasul Paulus, kita dapat melihat lima aspek yang menyebabkan manusia hidup di dalam dosa, yaitu: 1. gaya hidup masa kini yang didasarkan pada patokan-patokan dan penilaian-penilaian duniawi (2:2a); 2. diperintah oleh roh-roh jahat penguasa kerajaan angkasa (2:2b); 3. mendurhaka terhadap Allah (2:2c); 4. dikuasai hawa nafsu daging (2:3a); dan 5. selalu ingin memenuhi kehendak dan pikiran manusia lama (2:3b).

Dahulu kita telah mati karena dosa, tetapi sekarang kita hidup karena anugerah Allah. Dahulu kita telah mati karena dosa dan pelanggaran (Ef. 2 :1) dan seharusnya dimurkai (Ef. 2 :3), tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama dengan Kristus (Ef. 2:4). Kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri, tetapi kita diselamatkan karena kasih karunia Allah di dalam Kristus.

Dalam Efesus 2:4-10 kita dapat belajar untuk memahami dasar, pengalaman dan tujuan hidup dalam anugerah Allah. Pertama, dasar hidup dalam anugerah adalah kasih Allah (ay.4). Karena kasih-Nya, Allah telah mengutus Yesus Kristus untuk datang ke dalam dunia. Melalui kematian-Nya di atas kayu salib, karya keselamatan telah digenapi. Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3 :16). Oleh karena itu kita sungguh-sungguh percaya kepada-Nya serta bersyukur atas rahmat Allah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita.

Kedua, pengalaman hidup karena anugerah (5-6). Kita yang dahulu mati karena dosa kini telah dibangkitkan bersama Kristus. Dalam anugerah Allah, sekarang kita hidup dalam persekutuan dengan Kristus, dan memiliki pengharapan untuk duduk bersama dengan Dia di surga.

Ketiga, tujuan hidup dalam anugerah (ay. 7-10). Allah memberikan kepada kita hidup karena anugerah-Nya untuk menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah (ay. 7), agar jangan ada orang yang memegahkan diri (ay. 8-9), melainkan dapat melakukan pekerjaan baik yang sesuai dengan kehendak-Nya (ay. 10). Jadi, kita diselamatkan bukan karena berbuat baik, tetapi kita diselamatkan untuk berbuat baik. Sebagai ungkapan kasih dan syukur kepada-Nya, hendaklah kita semakin giat melakukan pekerjaan baik untuk menjadi berkat bagi banyak orang dan memuliakan Allah.

AL