Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 10 Mei 2020
Ada banyak hal yang ditakuti manusia dalam menjalani hidup. Takut pada perubahan, takut sakit, takut gagal, takut miskin, dan takut mati. Adanya wabah Covid-19 membuat manusia hidup dalam ketakutan. Sebab epidemi ini menghadirkan momok yang ditakuti kebanyakan orang, yaitu sakit, perubahan, gagal, miskin dan mati.
Tuhan Yesus mengerti ketakutan yang ada di dalam hati manusia, itu sebabnya Ia berkata: “Janganlah takut dan gelisah hatimu” (Yoh. 14:1a). Perkataan-Nya kepada para murid dua ribu tahun yang lalu itu masih relefan bagi murid-murid-Nya yang hidup di masa kini. Ia menghendaki agar murid- murid-Nya memiliki keberanian dan keteguhan hati. Hal ini sangat penting sekali, sebab dibutuhkan keberanian untuk menjalani hidup, terlebih di masa yang sukar ini.
Apa alasan bagi murid-murid Kristus agar memiliki keberanian untuk menjalani hidup? Dari firman Tuhan dalam Yohanes 14:1-6 dapat dipelajari 4 alasan agar para murid memiliki keberanian untuk menjalani hidup, yaitu: 1. Suatu Pribadi yang layak dipercaya; 2. Suatu tempat yang telah disediakan; 3. Suatu janji untuk kembali; 4. Suatu jalan, kebenaran dan hidup.
Pertama, kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena memiliki suatu Pribadi yang layak dipercaya (Yoh. 14:1b). Alkitab berkata bahwa semua orang telah jatuh dalam dosa (Rm. 3:23) dan upah dosa ialah maut (Rm. 6:23). Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia telah menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, untuk mengerjakan karya keselamatan bagi manusia, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Pribadi yang layak dipercaya itu tidak saja menyelamatkan kita, tetapi juga senantiasa menyertai kita di dalam segala situasi dan kondisi (Mat. 28:20).
Kedua, kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena memiliki suatu tempat yang telah disediakan (Yoh. 3:2). Tuhan Yesus telah mati dan bangkit serta naik ke surga. Ia telah menyelesaikan karya keselamatan dan pulang ke surga untuk menyediakan tempat bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Segala yang kita miliki saat ini adalah fana, tetapi di dalam Dia kita memiliki harta yang kekal.
Ketiga, kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena Ia berjanji untuk kembali (Yoh. 14:3-4). Kedatangan-Nya kembali bisa dalam dua pengertian, yaitu eskatologi kosmik dan eskatologi individu. Tuhan Yesus akan datang kembali pada akhir zaman untuk membangkitkan orang mati, menghakimi dunia, dan mengaruniakan mahkota kehidupan pada orang-orang percaya (1Tes. 4:13-18). Tetapi kedatangan-Nya itu bisa juga dipahami sebagai kedatangan-Nya secara pribadi kepada orang percaya ketika meninggalkan dunia (eskatologi individu). Oleh karena itu, bagi orang-orang beriman, mati tidak lagi menjadi momok yang menakutkan.
Keempat, kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena kita telah memiliki jalan, kebenaran dan hidup. Tuhan Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6).
Kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena kita memiliki Tuhan Yesus yang mencipta, menebus dan memelihara kita. Ialah Pribadi yang layak dipercaya, yang telah menyediakan tempat bagi kita di surga, yang berjanji akan datang kembali untuk membawa kita ke tempat-Nya, serta menjadi jalan, kebenaran dan hidup bagi kita. Ia menyertai kita di dalam kehidupan masa kini maupun di dalam kehidupan yang akan datang (Mat. 28:20).
Sebagai ungkapan syukur dan kasih kita kepada-Nya, kiranya kita dapat menjalani hidup yang berbuah bagi kemuliaan Tuhan, seperti yang rasul Paulus teladankan: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup, itu berarti bagiku bekerja memberi buah” (Flp. 1:21-22a).
AL