Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 20 Oktober 2019
Lukas 18:1-8 tidak dapat dipisahkan dari Lukas 17:20-36 yang berbicara tentang kedatangan Kerajaan Allah. Kedatangan Kerajaan Allah akan didahului dengan kesulitan dan penderitaan yang hebat. Sehingga orang-orang Farisi dan umat Israel bertanya-tanya kapan terjadi (Lukas17:20) dan dimana akan terjadi (Lukas 17:20-37).
Kenapa mereka bertanya seperti itu? Karena umat pada waktu itu mengalami penderitaan dan kesulitan yang besar di bawah tekanan penjajahan orang-orang Romawi, dan ada keinginan lepas dari semua penderitaan, antara lain :
• Ketengangan antara kaya miskin.
• Penindasan secara sosial, politik dan ekonomi dengan pajak yang tinggi : rakyat dieksploitasi oleh segelintir orang.
• Banyak yang menjadi budak sementara terancam menjadi budak tetap.
• Setelah Herodes mati, terjadi pemberontakan kaum Zelot akibat kebencian (gelandangan, pengemis, rakyat miskin, dan pengangguran) yang hebat atas Romawi dari tahun 6 SM. Perang gerilya yang panjang membuat Israel porak poranda yang menciptakan kemiskinan.
• Puncaknya kehancuran bait Allah : lambang kehadiran Tuhan hancur...Tuhan meninggalkan mereka.
Buat Yesus bukan kapan dan dimana Kerajaan Allah atau kapan dan dimana Yesus datang kedua kali, tetapi yang penting bagaimana menghadapinya, bagaimana kita menghadapinya. Penantian Kerajaan Allah bukanlah pada cepat atau lambatnya Kerajaan itu datang, tapi pada bagaimana orang-orang Kristen mengisi masa-masa penantian itu. Yesus menjawabnya dengan perumpamaan dalam Lukas 18:1-8, berdoa dengan tidak jemu-jemu.
SO