Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 2 Mei 2021

Matius 5 : 6
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Tujuan: 1. Umat menyadari pentingnya mendapat dan mengalami kebenaran.
2. Umat memiliki sikap yang lapar dan haus akan kebenaran.
3. Umat berkomitmen membaca Alkitab setiap hari.

Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Jika tubuh membutuhkan makanan dan minuman, maka reaksi yang timbul adalah rasa lapar dan haus. Sehingga, untuk memuaskan rasa lapar dan haus tersebut, kita harus segera makan dan minum.

Sering kali, kita memandang bahwa lapar dan haus yang kita rasakan akan terpuaskan jika kita hanya meletakannya pada hal-hal yang material/jasmaniah. Namun, Yesus dalam bacaan hari ini (Mat. 5:6), mengajarkan hal yang lebih dalam lagi dari pada itu. Ia menginginkan para pengikut-Nya untuk juga merindukan dan mengejar kebenaran atau keadilan (righteousness). Kata kebenaran ini mengacu kepada kehidupan moral yang baik, kerinduan akan hal-hal yang Ilahi, kebenaran, kekudusan, keinginan untuk menyenangkan Tuhan, semakin rendah hati, dan dekat kepada-Nya.

Lantas, siapakah yang menjadi standar kebenaran dan keadilan itu?

Karena Allah itu kudus, maka Allah-lah yang menjadi standar kebenaran yang sejati. Ia yang menjadi standar tentang apa yang baik dan apa yang adil. Di dalam Ul. 32:4 tertulis, Allah adalah “Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.”

Oleh karena itu, melalui pembacaan di dalam Mat. 5:6, kita diingatkan untuk hidup berdasarkan standar kebenaran Allah dalam kehidupan pribadi kita dan di hadapan sesama, agar kita mendapatkan kepuasan hidup dan kebahagiaan yang sejati. Sebenarnya hal ini mustahil untuk dilakukan bagi kita manusia berdosa. Namun, melalui karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib (Rm. 5:19). Inilah yang memungkinkan kita orang-orang yang berdosa menjadi benar di hadapan Allah.

Selain itu, kita juga harus hidup bersatu dengan Kristus. Sebab, Yesus adalah Sang Jalan Kebenaran dan Hidup (Yoh. 14:6). Ia juga berkata, “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35). Salah satu cara hidup bersatu dengan Kristus adalah dengan setia menyediakan waktu untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan.

Pnt. Devina Erlin Minerva