Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 25 April 2021

Apa maksud Yesus dengan mengatakan orang yang lemah lembut akan mewarisi bumi? Ada yang berpikir, jangan-jangan orang yang lemah lembut adalah orang-orang yang lembek, kurang bersemangat, kurang cekatan, lamban, perasa/sensitif, sikap tidak tegas, kalahan, klelar-kleler, dan tidak punya semangat.

Apa pengertian lemah lembut menurut Alkitab? Kata lemah lembut dari kata praus yang memiliki arti :

1. Sikap antara Orgilotes dan Aorgesia.

Orgilotes: mudah marah, Aorgesia : sama sekali tidak bisa marah. Jadi sikap praus atau lemah lembut adalah sikap di antara Orgilotes dan Aorgesia, yang tidak terlalu mudah marah dan tidak bisa tidak marah! Ketika menghadapi sesuatu yang tidak benar, tidak langsung dikuasai amarah. Tetapi untuk dosa, harus bisa bersikap marah. Orang yang lemah lembut adalah orang yang marah pada waktu yang tepat dan tidak marah pada waktu yang salah, atau kemampuan untuk menguasai amarah. Alkitab mengatakan berbahagialah orang yang demikian.

2. Sikap pengendalian diri : Kata “praus” dipakai untuk proses membuat jinak binatang-binatang liar.
• Anjing herder dulu adalah anjing liar yang buas dan berbahaya bagi manusia. Setelah melalui proses “praus” - menjadi setia, penurut, dan berguna bagi umat manusia.
• Seperti seekor kuda yang dijinakkan, harus ditundukkan dan dikendalikan dengan kekang. Kuda itu harus merasa aman dan percaya kepada orang yang mengendalikan kekang itu.

Kekuatan yang dimiliki tidak lagi bersifat merusak, tetapi diletakkan di bawah kehendak Allah.

3. Kerendahan hati yang tulus.

Kata “praus” berarti menghilangkan dan menghapuskan segala kebanggaan diri, yaitu sikap rendah hati - mengakui keberadaan diri sendiri sehingga jauh dari sikap sombong dan merasa pandai.

Jadi, seorang yang lembut hati adalah seorang yang “rendah hati” (Mat 23:11-12); yang “memandang orang lain lebih utama” (Filipi 2:3); yang “tidak balas dendam” (1 Pet 2:23-24); yang bisa “mengendalikan diri” (Mazmur 37:3); yang “melayani orang lain” (Matius 20:28); dan yang “menyerah total kepada kehendak Tuhan”. Orang seperti inilah yang berhak mewarisi bumi dan disebut orang yang berbahagia.

SO