Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 29 January 2012

Ada orang yang mengenal Yesus Kristus, orang Nazaret, sebagai nabi. Ia menolong orang yang lemah, menyembuhkan orang yang sakit, membangkitkan orang mati, serta menyampaikan firman Allah dengan penuh hikmat dan kuasa. Itu sebabnya ada orang-orang yang mengenal Yesus sebagai nabi yang mengagumkan.

Apakah mengenal Yesus sebagai nabi itu salah?

Tidak! Mengenal Yesus sebagai nabi tidaklah salah, hanya belum lengkap. Memang benar, salah satu pekerjaan yang dilakukan Yesus adalah pekerjaan seorang nabi. Tetapi Ia lebih daripada nabi. Menurut Alkitab, jabatan dan pekerjaan Yesus Kristus dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu sebagai Nabi, Imam, dan Raja.

Tuhan Yesus lebih daripada nabi, karena selain sebagai Nabi, Ia juga adalah Imam dan Raja. Ketiga jabatan itu sangat berbeda status dan tugasnya.

  • Tugas nabi adalah: 1. Sebagai pengantara antara Allah dan manusia dalam hal menyatakan kebenaran dan kehendak Allah; 2. Bernubuat, yaitu memberitahu apa-apa yang akan terjadi.
  • Tugas imam adalah: 1. Menjadi pengantara umat untuk mempersembahkan korban penebus dosa dan penghapus salah di hadapan Allah 2. Memasuki tempat kudus dan mendoakan orang banyak; 3. Dan keluar dari tempat kudus untuk memberkati umat.
  • Tugas raja adalah: 1. Memimpin rakyatnya menuju kehidupan yang sejahtera; 2. Menghakimi serta memberikan hukuman ataupun pahala.

Biasanya seseorang hanya memiliki satu jabatan saja, yaitu sebagai nabi, imam, atau raja. Kalaupun ada yang memiliki jabatan rangkap, paling hanya memiliki dua jabatan saja. Tetapi Tuhan Yesus sekaligus memiliki ketiga jabatan itu.

Dalam Perjanjian Lama memang ada orang-orang yang memiliki jabatan rangkap, tetapi paling banyak hanya dua jabatan saja. Contohnya: Samuel adalah seorang nabi dan imam; Daud adalah seorang nabi dan raja; Melkisedek adalah seorang imam dan raja. Hanya di dalam Yesus Kristus ketiga jabatan itu dipersatukan dan digenapkan.

Sebagai Nabi, Tuhan Yesus datang untuk menyatakan kebenaran Allah (Yoh. 1:14), bahkan Ia sendiri adalah sang Kebenaran itu sendiri (Yoh.14:6). Ia bernubuat dan memberitahukan kepada manusia tentang apa yang akan terjadi kemudian. Sebagian telah tergenapi. Sebagian akan digenapi pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali.

Sebagai Imam, Tuhan Yesus telah mempersembahkan korban pendamaian bagi kita. Bukan dengan mengorbankan anak domba atau lembu jantan. Tetapi Ia telah mengorbankan diriNya sendiri, sebagai Anak Domba Allah, di atas kayu salib. Melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib, Ia telah menebus manusia dari dosa, menguduskan dan membenarkannya serta memperdamaikan manusia dengan Allah.

Sebagai Raja, Ia memerintah dunia ini. Segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan kepada-Nya (Mat. 28:18). "Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Flp. 2:10-11). Kelak Dia akan datang kembali di dalam kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Tuhan Yesus lebih dari pada nabi. Dia adalah Nabi, Imam, dan Raja. Ia telah datang untuk menjadi Juruselamat bagi umat manusia, tetapi kelak Ia akan datang kembali untuk menghakimi dunia. - AL-